Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan Pasca-longsor Sumedang, Satu Rumah Baru untuk Satu Kepala Keluarga

Kompas.com - 14/01/2021, 12:08 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan akan merelokasi dan membangun rumah untuk warga terdampak bencana longsor Sumedang.

Menurutnya, setiap kepala keluarga (KK) akan mendapatkan rumah yang pengerjaan konstruksinya dilakukan Kementerian PUPR.

Basuki menyampaikan hal itu dalam kunjungannya ke lokasi terjadinya longsor di Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggu, Sumedang Jawa Barat, Kamis (14/01/2021).

"Iya, ini kan korban bencana. Jadi satu KK akan dapat satu rumah," kata Basuki.

Basuki menjelaskan, dari data dari Pemerintah Kabupaten Sumedang hingga saat ini terdapat total 224 rumah yang akan direlokasi.

Baca juga: Ditjen Bina Marga Siap Kirim Alat Berat Benahi Longsor Sumedang

Tanah untuk rumah relokasi warga terdampak akan disiapkan oleh Pemda, sementara pembangunannya akan dibantu oleh Kementerian PUPR.

"Secara prinsip pemerintah melalui Kementerian PUPR akan membantu pembangunan relokasi rumah itu. Sementara tanahnya harus disediakan Pemda," imbuh Basuki.

Proses relokasi akan dilakukan setelah mendapatkan data lengkap dari Pemda terkait jumlah warga terdampak.

Pasalnya, hingga kini kondisi pasca longsor masih dalam tahap penanganan dan evakuasi selama tujuh hari terhitung sejak 9 Januari 2021.

Dengan demikian, jumlah warga terdampak kemungkinan akan terus bertambah.

Basuski menambahkan, kedatangannya ke lokasi terjadinya longsor merupakan tugas dan perintah langsung dari Presiden Joko Widodo.

Presiden meminta untuk mendata terkait kebutuhan apa saja yang dapat dibantu oleh pemerintah pusat.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Herman Suryatman mengatakan, akan melakukan pendataan secepatnya terkait jumlah korban terdampak longsor Sumedang.

Data tersebut akan disampaikan langsung kepada pemerintah pusat termasuk semua kebutuhan pasca-bencana.

"Kami akan terus mendata, dan ini masih terus berkembang karena hasil analisis dari badan geologi ada beberapa lagi yang masuk zona merah, dan warga harus direlokasi," kata Herman.

Herman memastikan, akan mulai melakukan koordinasi untuk mencari lahan yang tepat dijadikan sebagai relokasi warga terdampak longsor.

Contohnya tanah-tanah kas desa yang ada di Kecamatan Cimanggu. Tanah ini akan dicek dan dipastikan keamanannya terlebih dahulu, supaya tidak terulang lagi bencana serupa.

"Kami akan kerja sama dengan desa-desa yang ada di Kecamatan Cimanggu, setiap desa kan ada tanah kas desa, dan kita coba manfaatkan itu dengan catatan, tanah kas desanya aman dari longsor maupun banjir," ujarnya.

Untuk diketahui, bencana longsor yang tejadi di Desa Cihanjuang Kabupaten Sumedang Jawa Barat pada Sabtu (09/01/2021) lalu mengakibatkan 22 orang meninggal tertimbun longsor dan 18 orang lainnya belum ditemukan.

Hingga hari keenam pasca-bencana tersebut, evakuasi masih terus dilakukan.

Ratusan warga terdampak longsor dan kawasan rumah dekat lokasi telah dikosongkan dan dievakuasi ke posko terdekat.

Selain membangun rumah warga terdampak, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Citarum telah mengirimkan satu alat berat ekskavator untuk membantu menangani evakuasi pasca bencana.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau