Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Berlomba Ciptakan Area Publik Ramah Pandemi

Kompas.com - 16/11/2020, 09:49 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber weforum

Sementara untuk setiap pengunjung yang datang ke satu kios dibatasi dengan jumlah maskimal enam pelanggan sekaligus.

Tak hanya itu, iios bahkan memiliki loket terpisah untuk pesanan dan pengambilan, dan pasar memiliki satu pintu masuk dan dua pintu keluar.

"Pasar yang bersahabat dan lebih kecil dibutuhkan di lebih banyak titik di seluruh kota dan kota ini dapat diterapkan pada sebagian besar masyarakat Barat," katanya.

Timmermans mengatakan keberadaan pasar kecil atau pasar lokal ini sangat penting terutama bagi warga berpenghasilan rendah. Kata dia, pasar lokal harus tetap buka bahkan selama pandemi.

“Di beberapa tempat, pasar masih lebih murah dibandingkan supermarket. Jadi, menjaga akses pasar bisa membantu kelompok rentan,” imbuh dia.

Model taman labirin, jadi pilihan di tengah pandemi

Ide untuk mengatur infrastruktur perkotaan dengan prinsip jarak sosial juga mendukung desain labirin baru untuk taman umum yang bebas keramaian yang dikembangkan oleh Studio Precht, sebuah studio arsitektur yang berbasis di Austria.

Parc de la Distance merupakan salah satu ide konsep pembuatan taman berbentuk labirin yang disusun sebagai proposal untuk dibangun di lahan kosong di Wina.

Kata dia, konsep tersebut dapat direplikasi di lahan perkotaan yang tidak terpakai, dengan ukuran berapapun.

Jalur di taman ini terpisah 2,4 meter (8 kaki), dengan pagar tanaman sepanjang 90 cm (35 inci) yang membaginya.

Dengan ukuran tersebut, memungkinkan pengunjung untuk merasakan manfaat dari ruang hijau sambil tetap berada pada jarak fisik yang aman.

Meski demikian, ternyata bukan hanya area publik saja yang dapat disulap kembali dengan konsep yang lebih ramah terhadap Covid-19.

Pandemi Covid-19 akan membuat sejumlah perubahan lainnya seperti semakin banyak orang yang bekerja dari rumah dibandingkan datang ke kantor. Hal itu juga diprediksi akan terus berlanjut meski pandemi selesai.

Karenanya, sejumlah arstiek pun kini tengah berlomba membuat diesain yang tak hanya ruang atau area publik tetapi juga ruang domestik atau rumah yang ramah untuk dijadikan sebagai tempat kerja.

"Orang-orang menghabiskan lebih sedikit waktu untuk terbang, mengemudi dan bepergian dan lebih banyak waktu dengan keluarga mereka, memasak, membuat kue dan, ya, bahkan bekerja lebih banyak daripada sebelumnya," kata salah seorang arsitek Woods Bagot asal Australia di laman websitenya.

Bahkan, awal bulan ini, perusahaan Woodsbagot meluncurkan desain Split Shift Home yang bertujuan membantu orang tua yang bekerja dari rumah sekaligus berbagi tanggung jawab sebagai orang tua.

Unit ini memiliki fitur seperti dinding yang dapat dipindahkan, area untuk menanam buah dan sayuran, serta ruang kantor dan penyimpanan makanan ekstra.

Sejumlah cara nyatanya tengah dilakukan untuk mendukung ekosistem baru pasca pandemi Covid-19.

Terlebih pandemi memungkinkan sejumlah orang melakukan penguatan terhadap layanan lokal di setiap daerah.

Hal itu tentu saja akan berdampak positif bagi peemrataan dan maksimalnya akses dan pelayanan lokal diberbagai daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau