Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Manfaatkan IoT dalam Mendeteksi Tsunami, Begini Cara Kerjanya

Kompas.com - 24/09/2020, 12:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Kilmatologi, dan Geofisika (BMKG) mengembangkan sistem Internet of Things (IoT) untuk memantau potensi terjadinya gempa sejak tahun 2008.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, sistem tersebut telah digunakan pada saat itu walaupun masih terbilang asing. 

"Pada tahun 2008, sesungguhnya kami sudah menggunakan IoT meskipun pada saat itu saya rasa istilah IoT belum popular," terang Dwikorita dalam lokakarya Megastruktur dan Infrastruktur Tahan Gempa Karya Anak Bangsa secara virtual, Kamis (24/9/2020).

Sistem IoT tersebut berfungsi untuk memantau gempa dengan dukungan sensor-sensor yang terpasang di seluruh wilayah Indonesia, khususnya daerah yang memiliki patahan-patahan besar.

Baca juga: Lokakarya Megastruktur dan Infrastruktur Tahan Gempa Resmi Digelar

Dari sensor-sensor tersebut, data dikirim secara otomatis menggunakan satelit dan masuk ke sistem pemrosesan dengan Artificial Intellegence (AI) yang diolah di kantor pusat BMKG di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Kemudian, hasil sensor tersebut dihitung secara matematis terhadap sinyal gelombang gempa yang terjadi. 

Dalam waktu 2 menit, dapat diketahui lokasi gempa terjadi, besaran magnitudo, kedalaman pusat gempa untuk mengetahui potensi terjadinya gelombang tsunami.

Perlu diketahui, pengembangan sistem IoT ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya keterlambatan peringatan dini yang menyebabkan kehancuran akibat bencana tsunami Aceh pada tahun 2004 silam.

Sehingga, untuk mengetahui potensi adanya tsunami atau tidak, diketahui berdasarkan perhitungan matematika (fully mathematics based).

Oleh karena itu, BMKG membutuhkan waktu 5 menit untuk mengumumkan kepada masyarakat luas kalau gempa yang terjadi di suatu wilayah dapat berpotensi terjadinya tsunami melalui peringatan dini.

Informasi IoT tersebut juga otomatis terkirim ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Daerah (Pemda), khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), media televisi, markas TNI/Polri di Jakarta.

"Semuanya dirancang secara otomatis, tidak menggunakan bui," tutur Dwikorita.

Dengan demikian, kata Dwikorita, masyarakat masih memiliki waktu 25 menit untuk melakukan evakuasi dari guncangan tsunami.

Selain itu, sistem tersebut juga diklaim membantu proses konstruksi yang dibangun di sepanjang pantai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau