Sekarang ini sangat banyak bus pariwisata yang mengganggur dan dapat diberdayakan/disewa oleh pemda setempat untuk mengurai kepadatan di stasiun-stasiun KRL.
Tentunya bila tidak ada kluster baru Covid-19 dalam angkutan umum yang akan mendapatkan citra positif (benefit) juga pemda setempat.
Skenario yang lain adalah kembalikan jadwal KRL/MRT dan BRT seperti semula untuk mengurai kepadatan di stasiun KRL dan halte BRT.
Sebagai contoh saat ini operasi jam KRL terbatas hanya sampai pukul 21.00 WIB dan BRT pukul 22.00 WIB, lebih baik ditambah seperti sedia kala sampai pukul 23.30 WIB untuk antisipasi bila ada yang bekerja sampai shift malam sebagai akibat pembagian jam kerja semasa pandemi.
Skenario yang terakhir inilah yang sudah sering kita sampaikan bahwa yang terpenting adalah atur hulu bukan di hilir.
Di hilir di sektor transportasi semua sarana dan prasarana terbatas, kapasitas tidak akan bisa ditambah langsung 50 persen.
Pada moda KRL sarana kereta dan di prasarana trek/lintas terbatas demikian pula di moda darat yang terbatas adalah sarana busnya.
Makanya khusus masa pandemi ini sangatlah paradoks apabila gage diterapkan sementara angkutan umum massal masih sangat terbatas.
Kita berharap satuan tugas Covid-19 mampu berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Tenaga Kerja, dan Kementerian BUMN termasuk pemda dan suku dinas terkait untuk lebih bersemangat dan bekerja-sama dalam mengatur pembagian waktu kerja di DKI Jakarta.
Sekadar ilustrasi pembagian waktu kerja; khusus hari Senin, 50 persen perkantoran/mal dapat diliburkan untuk menghindari blunder/penumpukan penumpang di stasiun-stasiun KRL.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.