JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membawa kebiasaan dan tren kerja baru. Dengan kemajuan teknologi, para pekerja kini bisa beraktivitas secara fleksibel dari mana saja.
Cara kerja seperti ini dianggap menjadi salah satu pilihan yang layak dalam menghadapi adaptasi kebiasaan baru.
Pandemi ini diprediksi juga memengaruhi cara orang bekerja hingga permintaan akan pasar perkantoran.
Meski demikian, banyak piihak yang masih melihat adanya peluang selama wabah berlangsung.
Memang permintaan akan ruang kerja diprediksi menurun. Akan tetapi permintaan ruang kerja yang lebih fleksibel diperkirakan masih terjadi di beberapa daerah.
Baca juga: Demi Bertahan di Tengah Pandemi, Hotel Ini Jadi Co-Working Space
Bahkan jika pandemi berakhir, fleksibilitas yang ditawarkan oleh operator ruang kerja dapat membantu perusahaan mendapatkan tempat kerja mereka.
"Pandemi dapat mengubah pasar perkantoran, tetapi itu bukan akhir dari pasar co-working space," kata Director Research Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus dalam laporan yang dikutip Kompas.com, Selasa (28/7/2020).
Selama masa pandemi, beberapa operator menawarkan layanan keanggotaan yang fleksibel, seperti diskon harga atau keanggotaan yang bisa dijeda.
Anton menuturkan, beberapa operator menawarkan diskon biaya bulanan hingga 40-60 persen untuk meja bersama dan 10-45 persen untuk ruang pribadi.
Baca juga: PT Pos Properti Gandeng Pemda Bangun Co-Working Space
Selama paruh pertama tahun ini, Savills mencatat, rerata biya sewa co-working space secara harian sebesar Rp 110.000.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan