JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang berdampak seignifikan terhadap sektor properti membuat sejumlah pengembang berupaya ekstra keras untuk tetap dapat bertahan.
Sejumlah tantangan yang mengadang seperti turunnya permintaan, harga jual dan sewa yang tertekan, dan juga relokasi sejumlah penyewa disikapi dengan langkah-langkah strategis.
Jika pada beberapa tahun sebelumnya hunian apartemen dan perkantoran menjadi sektor paling favorit bagi para pengembang baik lokal maupun internasional, namun saat Pandemi Covid-19 sektor logistik paling disukai.
Country Head JLL Indonesia James Allan mengatakan hal ini dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (22/7/2020).
“Sektor logistik menjadi sektor yang disukai para pengembang lokal dan internasional di Indonesia mengingat besarnya peluang dari sisi sosial-ekonomi," kata James.
Baca juga: Pusat Data, New Normal di Kawasan Industri
Dia menambahkan, sektor logistik juga terbukti sangat tangguh di tengah pandemi dan permintaan sewa pun masih kuat pada Triwulan II-2020.
Operator dan pengembang juga menunjukkan minat yang tinggi terhadap pengembangan pusat-pusat data (data centres).
Hal ini merupakan segmen pasar yang relatif baru di Indonesia dan sejumlah operator mengincar area kawasan industri maupun lokasi-lokasi yang lebih strategis di tengah kota.
Sementara untuk sektor perkantoran, JLL mencatat banyak penyewa kantor yang lebih berfokus pada kesinambungan bisnis mereka ketimbang berekspansi atau beberapa penyewa juga menunda perjanjian sewa.
Akan tetapi, negosiasi perpanjangan sewa tetap berlanjut, seperti beberapa kesepakatan yang sudah berlangsung sebelum pandemi.
Baca juga: Jawa Tengah Trending, Bakal Primadona Baru Kawasan Industri?
Pada Kuartal II-2020, terdapat satu gedung yang selesai pembangunannya yaitu RDTX Place. Perkantoran grade A seluas 98.000 meter persegi ini terletak di Jalan Satrio; salah satu jalan utama di kawasan CBD Jakarta.
Adapun pasokan baru secara umum mencapai sekitar 170.000 meter persegi telah selesai yang membuat rata-rata tingkat hunian di kawasan CBD sedikit menurun menjadi 74 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.
"Tidak ada penyelesaian proyek baru di area non-CBD menyebabkan tingkat hunian di wilayah ini tetap stabil di angka 77 persen," kata Head of Markets JLL Angela Wibawa.
Diharapkan, kegiatan sewa perkantoran akan meningkat mulai triwulan ketiga meskipun beberapa penyewa cenderung tetap berhati-hati.
Dari sisi pasokan, penambahan ruang grade A tidak akan terjadi pada sisa tahun ini, namun kami memperkirakan pasokan baru akan ada di setiap tahun hingga 2023.
“Kami percaya bahwa pandemi ini akan lebih mempengaruhi permintaan jangka pendek ketimbang tarif sewa. Tingkat sewa telah menurun selama sekitar lima tahun terakhir akibat tingginya volume pasokan," imbuh dia.
Baca juga: PT Pos Properti Gandeng Pemda Bangun Co-Working Space
Untuk sektor ritel, sebagian besar mal tutup atau beroperasi secara terbatas selama periode Maret hingga Juni. Hanya beberapa toko dan layanan tertentu yang tetap buka.
Dengan kondisi tersebut, aktivitas sewa tertunda dan hanya beberapa perjanjian sewa baru yang disepakati selama triwulan ini.
“Terbatasnya pasokan dan tingkat kekosongan yang rendah dapat memberikan harapan pada pemilik mal-mal kelas menengah ke atas bahwa pasar ritel masih cukup kuat," timpal Head of Research JLL Indonesia James Taylor.
Namun demikian, pertumbuhan sewa selama beberapa tahun terakhir nampaknya akan terhenti sementara karena operator mal dan para penyewa melakukan penyesuaian di masa adaptasi kebiasaan baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.