Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan, Tantangan Terbesar Pembangunan Hunian Berbasis TOD

Kompas.com - 20/07/2020, 11:45 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketersediaan lahan dengan harga murah menjadi tantangan terbesar dalam pengembangan hunian (apartemen) berbasis transit oriented development (TOD).

Advisory Sales Colliers International Indonesia Monica Koesnovagril mengungkapkan hal itu kepada Kompas.com saat ditanya fenomena apartemen dengan gimmick TOD.

"Pemerintah masih menghadapi tantangan sangat berat ya, yaitu ketersediaan lahan. Sementara di sisi lain, ketersediaannya terbatas. Kalau pun ada harganya mahal," ujar Monica.

Selain itu, lanjut dia, tantangan lainnya adalah sinkronisasi rancangan induk hunian berbasis TOD dengan rancangan induk wilayah di mana pengembangan baru ini berada.

Pengembang, atau pihak-pihak yang akan membangun hunian berbasis TOD, harus mendasarkan pada rancangan tata ruang wilayah (RTRW), dan rencana detail tata ruang (RDTR).

Baca juga: Apartemen Mewah Para Sultan, Investor Asing, dan Daya Saing Jakarta

Hal ini agar terjadi kesesuaian, kelarasan, ketertiban, dan tujuan serta prinsip TOD itu sendiri terwujud.

"Karena pada prinsipnya pengembang TOD adalah mengintegrasikan seluruh aspek, meminimalisasi penggunaan transportasi pribadi, ramah lingkungan, dan yang terpenting mengubah perilaku penghuni," tutur Monica.

Mengacu pada prinsip ini, imbuh dia, tak heran jika sampai sekarang belum ada satu pun pengembangan di Indonesia, terutama Jakarta dapat disebut sesuai dengan prinsip TOD.

Di sini dibutuhkan peranan pemerintah, termasuk dalam hal pengadaan tanah. Pemerintah harus menjadi regulator sekaligus pengawas implementasi pembangunan hunian berbasis TOD.

"Pemerintahlah yang seharusnya memiliki dan menguasai lahan, sehingga bisa mengatur apa dan bagaimana hunian TOD ini. Terlebih jika ingin mewujudkan program Sejuta Rumah, yang sebagian besar untuk masyarakat kalangan bawah," tambah Monica.

Baca juga: Pengembangan Kawasan TOD Seharusnya Mempersempit Area Kendaraan Pribadi

Hal senada dikatakan Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto. Menurut dia, fundamen TOD adalah time travel, bukan lagi jarak tempuh.

"Jika apartemen berbasis TOD dibangun dengan penekanan pada waktu tempuh, maka akan banyak diminati. Jarak tempuh bukan lagi pertimbangan utama," kata Ferry.

Terbukti, hunian dengan gimmick berbasis TOD yang masuk pasar saat ini tidak menunjukkan kinerja penjualan signifikan, alias sama saja dengan apartemen biasa tanpa gimmick TOD.

Baca juga: Pesan Terkahir Penumpang Jeju Air: Burung Tersangkut di Sayap Pesawat, Apakah Saya Perlu Buat Surat Wasiat?

Pasalnya, hunian-hunian tersebut dibangun tidak mengacu pada prinsip TOD.

Secara umum, Colliers mencatat hingga akhir Semester I-2020, penjualan apartemen terbilang stagnan.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Momen Pasukan Oposisi Bersenjata Suriah Berparade, Unjuk Kekuatan di Damaskus
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Momen Pasukan Oposisi Bersenjata Suriah Berparade, Unjuk Kekuatan di Damaskus