Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Apung Sumengkar
Chief Executive Officer (CEO) Daya Qarsa

Apung adalah Managing Partner Daya Qarsa, perusahaan konsultan yang berfokus pada transformasi bisnis holistik.

Berkarier lebih dari 15 tahun di perusahaan-perusahaan konsultan Asia Tenggara, Jepang dan Eropa, seperti McKinsey, Deloitte, PZ Cussons, Unilever, dan Toyota.

Apung menempuh pendidik Teknik Industri di Universitas Indonesia, Manajemen Strategis di RSM Erasmus University, dan kandidat PhD Manajemen Strategis Universitas Indonesia.

Gerak Pemimpin Mendorong Cara Kerja Baru di Era New Normal

Kompas.com - 30/06/2020, 11:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEBENTAR lagi kita akan memasuki masa genap sebulan fase PSBB transisi menuju tahap new normal.

Saat ini, di berbagai tempat kita sudah menyaksikan baik secara langsung maupun melalui pemberitaan media massa kembali ramainya pusat perbelanjaan, hotel dan juga tempat wisata.

Meskipun belum beroperasi secara penuh namun kita sudah dapat menyaksikan bahwa segala sesuatunya telah berubah.

Masker, sabun cuci tangan, hand sanitizer, thermo gun, pembatasan pengunjung, pembatasan kontak fisik dengan produk atau jasa adalah kenormalan baru yang kita lihat kala memasuki berbagai lokasi layanan bisnis tersebut.

Memang, berbagai kondisi baru itu wajib dilakukan demi memutus rantai penyebaran Covid-19 dengan lebih cepat.

Di sisi lain, meskipun sebagian bisnis kembali dapat menarik nafas lega dengan diberikannya kembali izin membuka usaha, namun tak bisa dipungkiri semua pihak masih meraba-raba.

Bagaimana cara melakukan bisnis di era new normal? Apakah langkah yang ditempuh sudah tepat? Bagaimana mengukur ‘ketepatan’ itu? Apakah cara baru ini akan mengembalikan bisnis kembali ke jalur semula, atau bahkan melejitkannya? Ataukah justru menjerumuskannya ke dalam jurang kehancuran?

Itulah pertanyaan-pertanyaan yang terus berkecamuk di benak para pemimpin bisnis saat ini.

Pun demikian, apapun dilema yang dirasakan oleh para pemimpin, pantang baginya untuk menunjukkannya di hadapan timnya.

Karena menunjukkan keraguan di tengah ketidakpastian dapat berujung bencana. Seorang pemimpin harus menunjukkan keyakinan akan setiap gerak langkah yang akan ditempuh perusahaan.

Karena keyakinan adalah separuh keberhasilan. Karena itu tidak ada waktu yang lebih krusial dibandingkan saat ini untuk memimpin tim dengan penuh percaya diri dalam menempuh cara baru dalam berbisnis. 

Pada skenario New Normal yang telah disusun oleh Daya Qarsa, dunia usaha layaknya memutar kembali roda bisnisnya dari ground zero, titik nol.

Penting di saat seperti ini bagi pemimpin untuk menuntun timnya agar sigap berinovasi, aktif memimpin perubahan, meluaskan jejaring dan kemitraan dengan cara yang berbeda serta mendorong pencapaian hasil yang optimum.

Terdapat sejumlah langkah yang bisa ditempuh bagi para pemimpin. Pertama mendorong inovasi dengan menciptakan lingkungan yang menginspirasi untuk menghasilkan solusi baru.

Lalu mendorong eksperimen dengan cara-cara baru untuk memecahkan masalah yang muncul dan meraih peluang yang menghasilkan solusi unik dan berbeda.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau