Kedua memimpin perubahan dengan mendorong perubahan organisasi untuk mencapai tujuan strategis dalam masa krisis.
Lalu mengkatalisasi pendekatan baru untuk meningkatkan hasil dengan mentransformasi budaya organisasi, sistem atau produk/layanan.
Kemudian membantu anggota organisasi untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan.
Selanjutnya, dalam meluaskan jejaring dan kemitraan, pemimpin dapat mendorong dengan memulai dan memelihara hubungan strategis dengan stakeholders dan mitra potensial.
Terutana pelanggan, rekan kerja, mitra lintas divisi, vendor dan sebagainya yang bersedia dan mampu memberikan informasi ide keahlian dan atau pengaruh yang diperlukan untuk membantu keberlangsungan bisnis dalam masa krisis.
Terakhir, dalam mendorong pencapaian hasil, pemimpin dapat menetapkan target ambisius bagi pribadi dan organisasi di tengah masa krisis.
Selanjutnya rutin memantau kemajuan pencapaian target dan terakhir bekerja dengan gigih untuk mencapai melampaui target sambil mendapatkan kepuasan dari pencapaian dan pengembangan berkelanjutan tersebut.
Kemampuan pemimpin dalam menavigasi bisnis dan timnya melalui masa krisis ini dengan berbagai langkah di atas akan memberikan sinyal apakah dirinya seorang yang memiliki visionary leadership.
Pemimpin yang visioner adalah sosok pemimpin yang mampu menggambarkan strategi dan visi organisasi dengan bersemangat di tengah masa krisis.
Serta menciptakan gambaran yang jelas tentang masa depan organisasi dengan membantu orang lain memahami dan merasakan bagaimana hal-hal akan berubah saat visi tercapai.
Hanya dengan demikian, seorang pemimpin akan mampu menggerakkan organisasinya, bersama meraih masa depan yang dicita-citakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.