Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Mulai Pulih, Saran Analis: Segera Koleksi Saham Emiten Properti

Kompas.com - 29/06/2020, 15:31 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja sektor properti saat ini masih cenderung stagnan. Kendati demikian, hal ini dinilai wajar mengingat Pandemi Covid-19 memukul semua emiten properti.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kinerja saham sektor properti dan konstruksi minus 34,9 persen dibandingkan posisi pada awal 2020.

Pekan lalu, sektor properti dan konstruksi ditutup pada level 327, turun dari posisi 503 sejak awal tahun.

Meski begitu, sejumlah analis menilai, dalam jangka panjang sektor properti akan mengalami pemulihan seiring dengan kebijakan new normal sehingga saham sektor properti masih layak dikoleksi.

Karena itu, saham-saham berkapitalisasi besar, seperti PT Pakuwon Jati Tbk atau PWON, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan PT Ciputra Development Tbk atau CTRA, tetap layak untuk dikoleksi.

Baca juga: Jalan Panjang Tabungan Perumahan Rakyat

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, saham sektor properti akan terus tumbuh setelah berhasil bangkit dari posisi terburuknya pada akhir April lalu, level 286.

Hans menyakini tren sektor properti melenggang di zona hijau akan ditopang momentum Peraturan Pemerintah (PP) No 25 Tahun 2020 mengenai Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). 

Semua pengembang menyambut aturan ini, karena ada potensi besar yang dapat mendorong kinerja keuangan emiten properti.

"Dengan UU Tapera yang disetujui pemerintah, maka akan mendatangkan permintaan ke sektor properti, tak heran pengembang menyambut positif," kata Hans dalam keteraangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (29/6/2020).

Program Tapera ini akan menghimpun dana pekerja, baik PNS, TNI, Polri, BUMN, BUMD, dan pekerja swasta, serta pekerja mandiri untuk pembiayaan perumahan.

Pekerja terdaftar atau peserta Tapera nantinya akan dikenakan iuran simpanan sebesar 3 persen dari gaji atau upah.

Iuran yang dipotong dari gaji pekerja secara periodik itu akan dikembalikan setelah masa kepesertaan berakhir.

Baca juga: Lippo Mulai Serah Terima Kunci Meikarta Secara Bertahap

Hans juga menilai permintaan properti di pinggiran ibu kota akan semakin menggeliat sebagai dampak perubahan daya hidup akibat Covid-19, dari yang biasa ke mal kini banyak tinggal di rumah. 

Perumahan dengan harga Rp 300 juta pun makin banyak diburu pembeli.

Faktor pendorong lain adalah pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin menjadi 4,25 persen serta tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility menjadi masing-masing 3,5 persen dan 5,0 persen turut menjadi katalis pendongkrak sektor properti.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau