JAKARTA, KOMPAS.com - PT Hutama Karya (Persero), PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dan PT Waskita Toll Road membentuk Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni PT Hutama Marga Waskita (Hamawas) untuk membangun Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat.
Nantinya, jalan bebas hambatan ini akan dilengkapi dengan serat optik atau fiber optic. Dengan demikian, ke depannya, jalan tol ini bisa disebut sebagai smart toll.
Hal ini tentu saja berimplikasi pada pengembangan smart plantation di lokasi perkebunan di sepanjang tol.
"Dan juga pengembangan smart city," kata Direktur Utama Hamawas, Wikumurti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (17/6/2020).
Baca juga: Bos Baru Hutama Karya Fokus Inovasi dan Percepat Proyek Tol Trans-Sumatera
Dia mengatakan, perusahaan menargetkan tol akan beroperasi pada tahun 2020 dengan masa konsesi selama 40 tahun.
Pembangunannya menelan biaya investasi sekitar Rp 13,4 triliun, termasuk biaya konstrruksi sebesar Rp 9,6 triliun.
Jalan bebas hambatan ini disebut dapat mempermudah akses dari Medan ke Kawasan Pariwisata Strategis Nasional (KSPN) Danau Toba.
Kelak jika sudah terhubung, tol ini dapat mengurangi jarak tempuh dari Kota Medan ke Danau Toba menjadi hanya 1,5 jam.
"Lokasi tol yang strategis untuk angkutan logistik Pelabuhan Kuala Tanjung dan penghubung lokasi Wisata Danau Toba memberi peluang ketertarikan Investor untuk pembiayaan Investasi kerjasama bagi hasil serta pengembangan kawasan sekitar jalan tol," tutur Wikumurti.
Tol yang dibangun sepanjang 143,5 kilometer ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), serta menjadi lanjutan dari Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT) sepanjang 61,72 kilometer.
Baca juga: Hutama Karya Gunakan PMN Rp 11 Triliun untuk Proyek Tol Trans-Sumatera
Wikumurti menambahkan, tol ini terdiri dari enam seksi yakni, Seksi 1 Tebing Tinggi-Indrapura sepanjang 20,4 kilometer dan Seksi 2 Indrapura-Kuala Tanjung sepanjang 18,05 kilometer.
Kemudian Seksi 3 Tebing Tinggi-Sarbelawan sepanjang 30 kilometer, Seksi 4 Sarbelawan-Pematang Siantar sepanjang 288 kilometer, Seksi 5 Pematang Siantar-Seribudolok sepanjang 22,3 kilometer, dan Seksi 6 Seribudolok-Parapat sepanjang 16,7 kiloneter.
"Jalan yang akan dilengkapi dengan 7 (tujuh) buah Simpang Susun (SS) ini mendapatkan dukungan pembiayaan pemerintah guna meningkatkan tingkat kelayakan investasinya," ucap Wikumurti.
Dukungan tersebut berupa pembangunan sebagian konstruksi jalan tol pada seksi 5 dan 6. Hingga hari ini, kedua seksi tersebut masih dalam progres pembebasan lahan.
Baca juga: Hutama Karya Terbitkan Global Bonds Rp 9 Triliun Danai Tol Trans-Sumatera
Adapun Hamawas mengerjakan pembangunan pada seksi 1-4. Menurut Wikumurti, progres konstruksi seksi 1 mencapai 67 persen, seksi 2 mencapai 36 persen. Sementara seksi 3 dan 4 masing-masing mencapai 41 persen serta 26 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.