Arsitektur fasad genteng bergaya minimalis ini memiliki bentuk geometris yang tegas. Jelas terlihat, rumah genteng ini berbentuk seperti susunan kotak kubus.
Atapnya tak berbentuk segitiga, tetapi datar tanpa lekukan-lekukan.
Selain genteng bekas pakai untuk lapisan kedua pada atapnya, hunian ini pun menggunakan material bangunan sederhana dan mudah ditemukan, seperti beton, baja, dan kaca.
Keunikan desain fasad rumah dengan penggunaan genteng bekas didukung pula dengan penerapan warna monokrom yang menjadi salah satu ciri khas rumah minimalis.
Adapun komposisi warna monokrom yang mendominasi rumah minimalis mungil ini terdiri dari warna putih, hitam, dan abu-abu.
Warna abu-abu diperoleh dari sebagian elemen dinding yang tak dicat, sehingga menampilkan warna dan tekstur beton yang unik.
Warna abu-abu juga mendominasi halaman rumah yang tertutup paving block. Sedangkan, warna putih diterapkan di sebagian dinding dan pada atap teras.
Atape teras tak dibuat tertutup seluruhnya, melainkan terbuka di bagian tengah sehingga area teras lebih terang.
Skylight ini mempersilakan tamu menikmati keunikan atap genteng dilihat dari bagian teras. Adapun warna cat hitam digunakan untuk melapisi material besi atau baja.
Komposisi warna-warna monokrom ini telah membuat hunian dengan arsitektur minimalis jadi tampak bersih dan sederhana tetapi elegan.
3. Keindahan Interior dengan Tata Ruang Sederhana
Penggunaan material genteng bekas pada lapisan kedua atap tak hanya menciptakan fasad yang unik. Tetapi juga menghadirkan kesan yang indah pada interior rumah.
Penempatan dan penataan genteng bekas membuat cahaya matahari bisa menerobos masuk melalui kaca tanpa berlebihan dan membentuk berkas-berkas sinar yang indah.
Melimpahnya cahaya alami di dalam ruangan didukung pula dengan dominasi warna putih yang diterapkan pada dinding dan lantai.
Pada salah satu sisi ruangan juga dipasang dinding kaca yang berdampingan dengan area terbuka.