JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mengoptimalkan pengoperasian infrastruktur tampungan air di seluruh Indonesia.
Hal ini guna mengantisipasi dampak kemarau panjang yang mengakibatkan kekeringan pada sumber air untuk pertanian dan air baku.
Optimalisasi infrastruktur tersebut juga untuk menjaga ketersediaan bahan pokok hasil pertanian dan air bersih terutama pada kondisi Pandemi Covid-19.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan, Pemerintah harus menjamin beberapa hal pada masa pandemi Covid-19 untuk kebutuhan air yaitu pangan, kesehatan, dan pelayanan dasar.
"Maka dari itu, Kementerian PUPR berupaya melakukan langkah-langkah antisipasi menjamin ketersediaan air saat musim kemarau tiba,” kata Basuki seperti dikutip Kompas.com melalui laman Kementerian PUPR, Kamis (31/5/2020).
Berdasarkan data, total keseluruhan waduk yang beroperasional sebanyak 241 waduk. Jumlah tersebut meliputi 16 waduk utama dengan ketersediaan volume air sebesar 4.721 miliar meter kubik di area irigasi.
Rinciannya,10 waduk memiliki tinggi muka air normal meliputi Jatiluhur, Cirata, Saguling, Batutegi, Sutami, Wonorejo, Bili-Bili, Kalola, Way Rarem, dan Ponre-Ponre.
Sementara enam waduk lainnya memiliki tinggi muka air di bawah normal meliputi Kedungombo, Wonogiri, Wadas Lintang, Cacaban, Selorejo, dan Batu Bulan.
Selain waduk, Kementerian PUPR juga memantau ketersediaan air dari 4.227 embung dan 344 setu dengan total tampungan volume air sebesar 338,8 meter kubik.
Baca juga: Dua Paket Jaringan Irigasi di OKU Timur Segera Rampung
Selain itu, 7.914 sumur bor disiapkan dengan memanfaatkan jaringan irigasi air tanah dan air baku seluas 118.652 hektar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.