Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Krisis Keuangan, Pebisnis Hotel di Asia Perbesar Utang

Kompas.com - 18/05/2020, 20:51 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Peningkatan permohonan pinjaman

Situasi seperti saat ini membuat permohonan pinjaman hotel meningkat bersamaan dengan permintaan serupa dari berbagai sektor yang menghadapi tantangan modal kerja.

Kondisi tersebut membuat perbankan mempertimbangkan keringanan atau restrukturisasi, termasuk pemberian masa tenggang.

Meski begitu, dalam situasi seperti saat ini kecil kemungkinan bagi bank konvensional untuk meningkatkan pendanaan mereka pada pinjaman tersebut.

Bahkan, bank konvensional berusaha mengurangi kontak dengan sektor-sektor yang lebih tidak stabil.

"Mengingat adanya kebutuhan pendanaan di sektor perhotelan, kami melihat adanya pergerakan kegiatan investor menuju sektor pendanaan, termasuk dari kelompok modal perorangan dan perusahaan keluarga," kata Bury.

Baca juga: Setelah Pandemi Corona, Bagaimana Desain Hotel Masa Depan?

Menurut Hamabata, faktor-faktor ini mengakibatkan adanya kekosongan modal. Walaupun lebih mahal, para investor jenis ini mampu bergerak cepat dan fleksibel untuk mengisi kekosongan yang ada dengan membawa solusi jangka pendek.

Solusi tersebut akan bertahan sampai ada pinjaman yang lebih permanen atau sampai aset bisa ditawarkan dengan harga yang pantas.

JLL memprediksi, solusi pembiayaan utang kemungkinan besar diperlukan pada pasar resort di Asia Tenggara, termasuk Thailand, Indonesia dan Vietnam, serta destinasi wisata seperti Maladewa.

Hal ini karena, dalam beberapa kasus, negara-negara tersebut mengalami kekurangan likuiditas pada sektor perbankan dan tingkat suku bunga yang relatif tinggi.

Tak hanya itu, negara-negara ini juga mengalami ketergantungan pada perjalanan internasional.

Menurut Bury, ketika perbaikan jangka pendek tidak dapat dicapai, ada potensi aset yang tertekan mengalir ke pasar pada paruh kedua tahun ini.

Bahkan mungkin, pasca-Covid-19, pasar akan menghadapi keterbatasan pasokan baru.

"Kita mungkin akan menemui keterbatasan pasokan baru di masa depan dan kenaikan neraca mereka yang mampu bertahan dalam situasi buruk ini, yang pada akhirnya menghasilkan fundamental yang lebih kuat untuk industri di masa mendatang," kata Bury.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau