JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 makin menghambat bisnis co-working space menyusul penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak awal Maret lalu.
Banyak pengamat yang belum dapat memprediksi bagaimana kelanjutan bisnis kantor berbagi ini usai krisis nanti.
Ketua Asosiasi Coworking Indonesia Faye Alund mengatakan, seluruh anggota komunitas co-working di seluruh kota juga menghadapi perlambatan dan kesulitan yang sama.
"Selama setahun ini hingga 2021 kebanyakan perusahaan masih mengencangkan ikat pinggang mereka termasuk para start up yang menjadi klien utama co-working space," Faye saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/5/2020).
Namun begitu, dirinya meyakini, pasca-pandemi co-working space akan semakin dicari oleh para penyewa.
Baca juga: Top 5 Operator Co-working Space di Indonesia
Bisnis ini bukan hanya sebuah penyewaan ruang kantor namun juga menawarkan kekuatan komunitas yang solid, komunitas virtual, mengatur kebutuhan komunitasnya, menyediakan ruang diskusi dan lain sebagainya.
Faye juga menekankan, pasca-pandemi akan banyak co-working space yang tumbuh di wilayah kluster-kluster residensial.
"Kebutuhan co-working space nantinya akan menjadi fasilitas yang selalu disediakan oleh pengembang residensial seperti halnya fasilitas gym," lanjutnya.
Hal ini karena menyewa ruangan di co-working space lebih murah ketimbang menyewa ruangan kantor konvensional.
Apalagi setiap co-working space rata-rata memiliki komunitas yang solid yang terdiri dari start up-start up yang menjadi member mereka.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan