PANDEMI Covid-19 yang disebabkan SARS-CoV-2 tengah menghantam dunia sehingga menyebabkan terjadinya krisis.
Selain merenggut puluhan ribu korban jiwa, wabah ini juga mengganggu kegiatan ekonomi di banyak sektor.
Pemberlakuan lock down serta kebijakan-kebijakan lainnya untuk menghambat penyebaran Covid-19 menyebabkan perputaran roda ekonomi seolah terhenti, hingga pada akhirnya terjadi krisis ekonomi.
Sejatinya, setiap krisis bersifat multidimensi. Dampak dari Pandemi Covid-19 mulai dirasakan sejalan dengan turunnya perputaran ekonomi secara drastis.
Seluruh lapisan dan aspek dalam mata rantai ekosistem sektor usaha, baik karyawan, pemilik dan pelaku usaha, bank dan perusahaan pembiayaan, pemerintah serta masyarakat terkena dampaknya.
Pertumbuhan ekonomi dunia pun diperkirakan akan terkoreksi menjadi negatif pada tahun 2020 ini.
Tentu kita semuanya tidak bisa berdiam diri, semua pihak harus bergotong royong berupaya untuk menyelesaikan semua krisis tersebut.
Tahapan upaya yg dilakukan biasanya meliputi tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi.
Seperti juga saat kita ingin membantu orang yang sedang sakit ataupun kesulitan, hal yang harus menjadi catatan penting adalah memahami secara persis penyebabnya, serta dampaknya agar bisa dicarikan obat mujarab.
Begitu pula dengan krisis ekonomi. Karena setiap krisis mempunyai karakter khusus : penyebab dan dampaknya.
Dalam hampir satu abad terakhir, kita telah melewati tiga krisis besar ekonomi seperti krisis global yang popular dinamakan Great Depression 1929, krisis moneter 1998 dan krisis ekonomi global 2008 yang dipicu subprime mortgage di Amerika.
Namun, berbeda dengan ketiga krisis tersebut, wabah Covid-19 menyebabkan krisis ekonomi dalam skala global yang jauh lebih luas dan berdampak terhadap multi-sektor, termasuk sektor properti.
Pertanyaan besar yang mengemuka adalah kapan Pandemi Covid-19 akan berakhir dan seberapa parah dampaknya terhadap perekonomian khususnya sektor properti.
Pertanyaan tersebut menjadi penting sebagai dasar untuk kita menentukan sikap dalam membuat rencana aksi.
Tentu akan ada banyak versi jawaban atas pertanyaan tersebut. Sebelum pertanyaan tersebut terjawab kita sudah harus membuat program kerja dan melakukan tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah kesehatan dan juga ekonomi secara simultan.