JAKARTA, KOMPAS.com - PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menargetkan dapat memulai pembangunan (ground breaking) Kota Industri bertajuk Subang City of Industry pada September 2020 mendatang.
Pada saat yang sama, SSIA juga akan memulai proses pre-marketing. Dengan demikian, perusahaan dapat memperoleh komitmen untuk proyek ini pada 2021.
Investor Relation SSIA Erlin Budiman menyatakan hal tersebut dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Jumat (1/5/2020).
"Untuk mempercepat pengembangan proyek Subang City of Industry Industrial Estate, perusahaan berhasil mengakuisisi total 1.173 hektar lahan pada akhir 2019," ungkap Erlin.
Subang City of Industry dikembangkan seluas 2.000 hektar. Lokasinya berada di sisi utara dan selatan Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali).
Baca juga: 2019, Surya Semesta Fokus Pengembangan Subang City of Industry
Kota industri ini diklaim potensial menjadi hub industri setelah Cikarang (Bekasi), dan Karawang yang sudah demikian padat.
SSIA akan mengembangkan sisi selatan lebih dulu. Setelah itu, dilanjutkan dengan bagian utara yang memiliki akses menuju Pelabuhan Patimban.
Tak tanggung-tanggung, guna mempercepat realisasi Subang City of Industry ini, SSIA menggandeng PT Jasa Marga (Persero) Tbk, untuk membangun infrastruktur pendukung dalam bentuk inisiasi Jalan Tol Subang-Patimban.
Selain menggandeng PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang memiliki porsi saham 55 persen, SSIA juga mengajak serta PT Daya Mulia Turangga dengan porsi 10 persen, dan PT Jasa Sarana dengan porsi 10 persen. Porsi SSIA sendiri sebanyak 25 persen.
Total investasi yang dibutuhkan untuk membangun Jalan Tol Subang-Patimban sepanjang 37,7 kilometer ini senilai Rp 7,53 triliun.
Jalan tol ini akan menghubungkan kawasan industri dengan Pelabuhan Patimban berkapasitas 3,75 juta TEUs pada tahap I.
Pembangunan proyek tersebut terdiri dari tiga tahap. Fase I Subang City of Industry seluas 250 hektar.
Baca juga: Berikut Profil 6 Proyek KPBU Senilai Rp 80,84 Triliun
Mengutip Kontan, SSIA membutuhkan dana sebesar Rp 1,7 triliun untuk menyelesaikan fase I proyek tersebut.
Jumlah ini terdiri dari Rp 1,5 triliun untuk infrastruktur dan sisanya untuk akuisisi lahan.
Sementara fase berikutnya, SSIA membuka peluang untuk investor atau mitra strategis bekerja sama dengan skema joint venture.
Menurut Erlin, sejauh ini sudah ada 25-30 perusahaan yang menanyakan informasi terkait Subang City of Industry.
"Inquiries yang sudah terkumpul sekitar 200 hektar. Kebanyakan dari perusahaan otomotif asal Jepang," kata Erlin.
Kawasan industri sendiri masuk dalam struktur unit properti SSIA. Selama 2019 memberikan kontribusi pendapatan Rp 516,9 miliar melalui PT Suryacipta Swadaya.
Performa ini meningkat sebesar 39,5 persen dibanding tahun 2018 senilai Rp 370,7 miliar.
Peningkatan ini terutama dari penjualan lahan 17,1 hektar sebesar Rp 297,3
miliar.
Perusahaan berhasil mencatatkan marketing sales berupa 17,8 hektar lahan atau Rp 305,3 miliar, yang telah melampaui target 2019 sebesar 15 hektar serta berhasil meningkatkan penjualan sekitar 114,5 persen dibanding target pre?sales 2018 seluas 8,3 hektar.
Adapun anak usaha lain, yakni PT SLP Surya Ticon Internusa yang mengembangkan SLP Karawang, telah menyewakan 128.566 meter persegi atau 80,2 persen dari total lahan yang tersedia seluas 160.255 meter persegi.
"Tingkat okupansi saat ini sekitar 96 persen," ucap Erlin.
Pada 4 Desember 2019 SLP meresmikan Blok C fase kelima membangun 1 Built To Suit dan 5 unit Retail Warehouse dengan total luas area bangunan mencapai 51.330 meter persegi yang dibangun di area seluas 53.744 meter persegi.
"Kami juga telah memperluas pergudangan di Makassar, Sulawesi Selatan, dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan dengan total nett leasable area (NLA) mencapai 20.000 meter persegi," tuntas Erlin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.