JAKARTA, KOMPAS.com - Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula. Begitulah kondisi sektor peroperti saat ini.
Setelah melambat sejak tiga tahun terakhir, pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) seolah makin menyempurnakan keterpurukan sektor ini.
Padahal, sinyal kebangkitan mulai terlihat sejak akhir 2019 lalu, apartemen, perumahan, dan perkantoran menunjukkan transaksi. Meskipun tidak sesignifikan yang diharapkan.
Di sisi lain, para pelaku usaha properti dituntut untuk mendukung langkah Pemerintah mencegah dan memutus rantai penyebaran Covid-19 melalui kebijakan physical distancing dan bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Hal ini sangat berdampak, terlebih sektor properti mengharuskan kunjungan untuk melihat show unit maupun ke proyek langsung.
Baca juga: Menghitung Efisiensi Biaya dan Waktu Tinggal di TOD LRT City
Namun, dengan perkembangan teknologi ada beberapa hal yang bisa disiasati misalnya menawarkan konsumen untuk melakukan pencarian, melihat show unit, dan progres proyek melalui teknologi 360 derajat.
Pengembang juga bisa memaparkan secara lengkap terkait proyeknya dengan menggunakan berbagai saluran media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan sebagainya.
Menurut pengamat properti dan CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda, situasi pasar properti yang terpukul akibat Covid-19 bukannya meniadakan konsumen properti.
Pasar tetap ada dan besar, hanya saja prioritasnya saat ini lebih kepada keselamatan dan kesehatan.
Situasi ini membuat disrupsi teknologi semakin cepat dan mau tidak mau harus segera dilakukan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan