Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bermain dan Belajar di Microlibrary Warak Kayu, Perpustakaan Mini Semarang

Kompas.com - 04/04/2020, 12:15 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

"Metode konstruksi fasad ini bernama Zollinger Bauweise asal Jerman yang disesuaikan secara tropis untuk penghawaan silang, shading, dan pencahayaan yang baik," tutur Daliana.

Tak hanya itu, desain arsitekturnya menerapkan gaya rumah panggung. Daliana mengungkapkan, desain ini diterapkan guna memaksimalkan lantai dasar yang bisa digunakan sebagai ruang bermain dan aktivitas.

Desain tersebut sebelumnya juga diterapkan di Microlibrary Bima. Perpustakaan yang didirikan di Kota Bandung ini dirancang dengan 2.000 ember plastik yang digunakan untuk membentuk dinding bangunan.

Menurut Florian, belajar dari desain yang diterapkan di Microlibrary Bima di mana masyarakat memanfaatkan ruang bawah sebagai lokasi aktivitas, maka desain tersebut diterapkan pula di Microlibrary Warak Kayu.

Microlibrary Warak KayuDok. SHAU Microlibrary Warak Kayu
"Elemen-elemen seating tribune yang bisa dipakai untuk lecture, duduk, aktivitas workshop, ada ayunan kayu untuk anak-anak. Di dalam perpustakaan ada jaring untuk duduk atau bersantai membaca," ucap Florian.

Persamaan lainnya, menurut Florian, adalah konsep screen layering pada fasad bangunan. 

Dia mengatakan elemen tersebut menyaring langsung cahaya matahari yang mengenai bangunan.

Baca juga: Unik, Bandung Punya Perpustakaan Berdinding 2.000 Ember Es Krim

Dengan demikian, panas dari matahari tidak langsung masuk ke dalam ruangan, namun tetap menerangi bangunan tanpa lampu pada siang hari.

Tak hanya itu, desain fasad di perpustakaan ini juga berfungsi untuk penghawaan silang sehingga mendinginkan interior bangunan tanpa harus menggunakan pendingin ruangan.

"Ada secondary layer untuk menghalangi hujan, intinya performa bangunan mirip satu sama lain," kata dia.

Material bangunan

Keseluruhan bangunan didirikan seluas 90 meter persegi dengan tinggi 6,65 meter. Desainnya sendiri, menurut Florian, menekankan pada arsitektur tropis berkelanjutan.

Daliana menuturkan, penggunaan material kayu yang bersertifikat Forest Stewardship Council (FSC).

Florian mengungkapkan, produk maupun spesies kayu yang digunakan pun bervariasi, antara lain plywood berbasis kayu Meranti untuk eksterior bangunan.

Microlibrary Warak KayuDok. SHAU Microlibrary Warak Kayu
Kemudian Finger Joint Laminate dari kayu Bangkirai untuk struktur kolom dan balok. Jenis kayu ini memiliki ketahanan akan cuaca yang tinggi dan sering digunakan untuk furnitur dan dek luar ruangan.

Lalu kayu sisa pabrik yang dipakau ulang sebagai elemen interior lantai. Menurut Florian, seluruh material kayu dibuat secara fabrikasi di pabrik lalu diangkut ke lokasi.

Dengan cara ini, waktu konstruksi bisa lebih ceppat dan tidak mengganggu lingkungan sekitar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com