JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menggelar penjajakan minat pasar atau market sounding kepada investor untuk lima proyek infrastruktur baru pada Rabu (11/3/2020).
Tiga di antara lima proyek dengan total nilai Rp 57,18 triliun itu adalah Tol Layang Cikunir-Karawaci, Tol Kamal-Teluk Naga-Rajeg, dan Tol Bogor-Serpong via Parung.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengungkapkan, seluruh dari tiga proyek jalan bebas hambatan tersebut diajukan oleh investor pemrakarsa.
Para investor pemrakarsa ini membentuk perusahaan konsorsium baru. Masing-masing konsorsium PT Earth Investment Indonesia-PT Lintas Indonesia Sejahtera (Saratoga Group) sebagai pemrakarsa proyek Tol Layang Cikuri-Karawaci.
Baca juga: Ini Rincian Lima Proyek Infrastruktur Rp 57,18 Triliun yang Ditawarkan ke Swasta
Kemudian konsorsium PT Duta Graha Karya-Salim Group sebagai pemrakarsa Tol Kamal-Teluk Naga-Rajeg, dan konsorsium PT Pamapersada Nusantara-Astra Group sebagai pemrakarsa Tol Bogor-Serpong via Parung.
Namun, meskipun merupakan pemrakarsa, mereka tetap harus mengikuti proses lelang.
"Selayaknya proses lelang, jika nanti ada pihak lain menawarkan harga yang lebih rendah, maka pihak pemrakarsa berhak untuk menyamakan penawaran (right to match)," ungkap Danang menjawab Kompas.com, Jumat (13/3/2020).
Terkait keterlibatan Astra Group, CEO Group Business Astra Toll Kris Ade Sudiyono enggan memberikan komentar.
Hal ini karena yang memprakarsai Tol Bogor-Serpong via Parung adalah perusahaan PT Pamapersada Nusantara yang merupakan bagian dari Astra Group, bukan di bawah naungan Astra Infra.
"Mohon maaf, yang mengajukan teman teman PT Pamapersada. Saya kurang bijak memberi komentar," kata Kris.
Lepas dari itu, Danang menambahkan, tahap berikutnya setelah market sounding adalah proses lelang yang diharapkan selesai tahun ini.
Dengan demikian, implementasi pembebasan lahan bisa mulai dilakukan pada awal tahun 2021.
"Konstruksinya mungkin bisa dilaksanakan pada 2022, asalkan pengadaan lahannya sesuai dengan rencana," ucap Danang.
Jalan Tol Layang Cikunir-Karawaci rencananya didesain sepanjang 40 kilometer yang konstruksinya dibangun di atas ruas jalan tol dalam kota.
Nilai investasi proyek ini sekitar Rp 26,15 triliun, dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja jaringan jalan di Jabodetabek serta mengatasi kemacetan di sekitarnya.