Tiga di antara lima proyek dengan total nilai Rp 57,18 triliun itu adalah Tol Layang Cikunir-Karawaci, Tol Kamal-Teluk Naga-Rajeg, dan Tol Bogor-Serpong via Parung.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengungkapkan, seluruh dari tiga proyek jalan bebas hambatan tersebut diajukan oleh investor pemrakarsa.
Para investor pemrakarsa ini membentuk perusahaan konsorsium baru. Masing-masing konsorsium PT Earth Investment Indonesia-PT Lintas Indonesia Sejahtera (Saratoga Group) sebagai pemrakarsa proyek Tol Layang Cikuri-Karawaci.
Kemudian konsorsium PT Duta Graha Karya-Salim Group sebagai pemrakarsa Tol Kamal-Teluk Naga-Rajeg, dan konsorsium PT Pamapersada Nusantara-Astra Group sebagai pemrakarsa Tol Bogor-Serpong via Parung.
Namun, meskipun merupakan pemrakarsa, mereka tetap harus mengikuti proses lelang.
"Selayaknya proses lelang, jika nanti ada pihak lain menawarkan harga yang lebih rendah, maka pihak pemrakarsa berhak untuk menyamakan penawaran (right to match)," ungkap Danang menjawab Kompas.com, Jumat (13/3/2020).
Terkait keterlibatan Astra Group, CEO Group Business Astra Toll Kris Ade Sudiyono enggan memberikan komentar.
Hal ini karena yang memprakarsai Tol Bogor-Serpong via Parung adalah perusahaan PT Pamapersada Nusantara yang merupakan bagian dari Astra Group, bukan di bawah naungan Astra Infra.
"Mohon maaf, yang mengajukan teman teman PT Pamapersada. Saya kurang bijak memberi komentar," kata Kris.
2022 Dimulai
Lepas dari itu, Danang menambahkan, tahap berikutnya setelah market sounding adalah proses lelang yang diharapkan selesai tahun ini.
Dengan demikian, implementasi pembebasan lahan bisa mulai dilakukan pada awal tahun 2021.
"Konstruksinya mungkin bisa dilaksanakan pada 2022, asalkan pengadaan lahannya sesuai dengan rencana," ucap Danang.
Jalan Tol Layang Cikunir-Karawaci rencananya didesain sepanjang 40 kilometer yang konstruksinya dibangun di atas ruas jalan tol dalam kota.
Nilai investasi proyek ini sekitar Rp 26,15 triliun, dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja jaringan jalan di Jabodetabek serta mengatasi kemacetan di sekitarnya.
Sementara Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung dirancang sepanjang 31,12 kilometer. Jalan bebas hambatan ini merupakan bagian dari rencana jaringan jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 3.
Nilai investasinya diperkirakan mencapai Rp 8,9 triliun. Proyek konektivitas ini akan menghubungkan persimpangan Salabenda (Bogor) dan persimpangan Serpong melalui Parung dan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Bogor dan sekitarnya.
Adapun Jalan Tol Kamal-Teluk Naga-Rajeg dirancang sepanjang 38,6 kilometer yang merupakan jalan tol lingkar utara.
Jalan bebas hambatan ini dibangun untuk mengembangkan kawasan kabupaten Tangerang bagian utara.
BPJT mengestimasi nilai investasi Tol Kamal-Teluk Naga-Rajeg sebesar Rp 18,52 triliun. Proyek ini dimulai dari Cikupa, Rajeg, dan Mauk yang akan terkoneksi dengan Jalan Tol Sedyatmo menuju Bandara International Soekarno-Hatta.
KPBU
Tiga proyek konektivitas baru di atas merupakan bagian dari lima proyek yang ditawarkan berbarengan saat market sounding.
Dua proyek lainnya adalah implementasi teknologi transaksi pembayaran tol non-tunai tanpa sentuh berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF) sepanjang 1.713 kilometer dengan nilai investasi Rp 2,923 triliun, dan Preservasi Jalan Nasional Nasional Timur Sumatera di Provinsi Riau senilai Rp 654,8 miliar dengan panjang 43 kilometer.
Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Eko Djoeli Heriepoerwanto memastikan skema KPBU untuk proyek-proyek yang memberikan manfaat bagi masyarakat, umumnya mendapatkan jaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII).
Selain itu, kata Eko, juga mendapat dukungan pendanaan dari Pemerintah atau yang disebut viability gap fund (VGF).
“Selama ini untuk tender-tender proyek KPBU Kementerian PUPR tidak pernah gagal, ini tren yang bagus artinya ada market confidence,” tutur Eko Djoeli.
https://properti.kompas.com/read/2020/03/13/162109921/ada-salim-saratoga-dan-astra-di-tiga-proyek-jalan-tol-baru