KOMPAS.com - Tak hanya berdampak pada penutupan kantor massal, sektor properti lainnya yang juga terpengaruh wabah corona adalah perhotelan.
Bahkan, Asosiasi Hotel Israel memperkirakan bisnis perhotelan di negaranya mengalami kerugian sebesar Rp 1,45 trliliun per bulan.
Mengatasi hal tersebut, pengelola perhotelan di Israel berusaha menarik pelanggan kembali dengan promosi tarif lebih murah. Meskipun hal tersebut tak berdampak signifikan.
Menjelang liburan Paskah pun banyak tamu hotel membatalkan pemesanan untuk menghindari penyebaran virus corona.
Hasilnya, tingkat okupansi hotel anjlok 30 persen dan dipekirakan akan terus menurun jika penyebab penyakit Covid-19 tersebut berlangsung dalam jangka waktu lama.
Melansir Haaretz, Senin (9/3/2020) lalu, asosiasi hotel menginformasikan sebanyak 4.000 karyawan hotel cuti tak dibayar.
Banyak pelaku bisnis perhotelan mengatakan masalah utama dari fenomena tersebut adalah ketidakpastian.
Terutama mengenai berapa lama wabah akan berlangsung dan apakah Pemerintah Israel akan memberikan bantuan.
Baca juga: Waskita Realty Rambah Bisnis Perhotelan
Peraturan ketat Kementerian Kesehatan yang mewajibkan karantina bagi siapa pun yang datang dari luar negeri telah memukul industri perhotelan di Israel dengan sangat keras.
Karena, terjadi penurunan drastis jumlah wisatawan yang datang. Ini artinya pemesanan kamar hotel dibatalkan dan tak diisi sama sekali.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.