JAKARTA, KOMPAS.com - Wabah virus corona alias Covid-19 rupanya tak memengaruhi Pondok Indah Mall (PIM).
Pusat perbelanjaan yang berlokasi di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, ini tetap ramai dikunjungi masyarakat, seperti sebelum corona merebak.
Kendati sempat mengalami penurunan sekitar 5 persen jumlah kendaraan yang masuk PIM sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kasus pertama positif corona pada Senin (2/3/2020), namun keramaian kembali terjadi di mal ini.
Menurut Wakil Presiden Direktur PT Metropolitan Kentjana Tbk Jeffri Sandra Tanudjaja, pasca pengumuman pemerintah, jumlah kunjungan saat hari kerja atau week days atau Senin hingga Jumat sekitar 17.000 kendaraan.
Baca juga: Seri Ketiga Pondok Indah Mall Dibuka Tahun 2020
Sementara saat akhir pekan, Sabtu (7/3/2020), jumlah kendaraan yang masuk PIM tercatat sebanyak 21.000 unit.
"Kunjungan tetap ramai seperti sebelum Indonesia resmi mengumumkan pasien positif Covid-19. Hari pertama pasca pengumuman memang berkurang 5 persen, tapi setelah itu kembali normal," tutur Jeffri kepada Kompas.com, Sabtu (7/3/2020).
Keramaian terpantau di seluruh bagian PIM, mulai dari PIM 1, PIM 2, Area 51, dan Street Gallery. Seperti pasar malam, pengunjung tak henti berdatangan ke pusat belanja ini.
Fenomena ini mengonfirmasi prediksi Head of Research and Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus.
Baca juga: Tak Seperti Singapura, Properti Indonesia Belum Terdampak Sentimen Corona
Menurut Anton, jumlah kunjungan pusat perbelanjaan di Jakarta masih didominasi masyarakat lokal.
Hal ini berbeda dengan Singapura dan Hong Kong yang justru merupakan destinasi belanja turis asing.
"Hong kong dan Singapura itu mereka drop-nya lumayan besar karena pengunjung pusat belanjanya lebih banyak orang asing. Kalau Indonesia harus diakui pengunjungnya orang lokal," tutur Anton kepada Kompas.com, Jumat ( 6/3/2020).
Saat ini, kunjungan konsumen ke pusat perbelanjaan masih dibilang ramai. Penurunan terjadi pada penjualan ritel karena kondisi ekonomi dari tahun lalu masih belum stabil.
Anton menambahkan, secara keseluruhan sentimen virus corona belum berdampak pada pasar properti di Indonesia.