JAKARTA, KOMPAS.com - Kendati kondisi global masih diwarnai ketidakpastian yang dipicu wabah virus corona, tetapi sektor properti Indonesia masih meruapkan optimisme.
Hal ini ditandai dengan pergerakan positif penjualan pada awal 2020 dari sejumlah pameran dan juga aktivitas marketing internal.
President and CEO PT Perintis Triniti Properti Tbk Ishak Chandra mengungkapkan, pada pameran yang digelar BCA pada 21-23 Februari lalu, contohnya, perusahaan dapat mencetak penjualan hingga Rp 23 miliar.
"Angka penjualan ini membuktikan sektor properti kita terus bergerak. Terutama hunian, karena merupakan kebutuhan primer masayarakat," kata Ishak menjawab Kompas.com, Kamis (5/3/2020).
Kendati belum bersedia mengungkapkan catatan penjualan Januari-Februari, Ishak memastikan hasilnya positif dengan tren meningkat.
Baca juga: Danai Proyek Baru, Triniti Lepas 25 Persen Kepemilikan Lewat IPO
Karena itu, Triniti tidak akan merevisi target marketing sales tahun 2020 ini yang ditetapkan senilai Rp 900 miliar.
Ishak mengharapkan target tersebut terpenuhi dari proyek terbaru Marcs Boulevard di Batam, seluas 23 hektar.
Proyek ini merupakan kolaborasi, di mana Triniti memegang porsi kepemilikan mayoritas sekitar 60 persen hingga 70 persen.
Marcs Boulevard dirancang dalam lima distrik berbeda dengan dominasi hunian tapak atau landed house, yakni Paul Marc, Dean Marc, Grant Marc, Will Marc, dan Ollen Marc.
Pelaksanaan konstruksi akan dibagi dalam tiga tahap. Masing-masing tahap membutuhkan waktu pengembangan sekitar empat tahun hingga lima tahun.
Dalam catatan Kompas.com, estimasi nilai pembangunan atau gross development value (GDV) dari proyek ini sekitar Rp 5 triliun hingga Rp 7 triliun.
Dipilihnya Batam sebagai lokasi pengembangan Marcs Boulevard, menurut Ishak, karena kota ini punya beberapa faktor potensial.
Pertama, pertumbuhan populasinya demikian tinggi mencapai 8 persen hingga 11 persen per tahun. Hal ini mendorong kebutuhan atau permintaan akan hunian pun ikut meningkat.
Kedua, pembangunan infrastrukturnya terhitung cepat. Seiring telah ditetapkannya Batam sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan keringanan PPN.
Batam, dalam penilaian Ishak, merupakan kota dengan pertumbuhan infrastruktur yang cukup bagus.
Ketiga, kata Ishak, pasar properti Batam terbilang unik. Meski Triniti menyediakan unit-unit dengan harga terjangkau Rp 400 jutaan untuk pondok vila dan ruko di Distrik Paul Marc, tetapi yang cepat terserap pasar justru unit-unit seharga Rp 1 miliar hingga Rp 5 miliar.
"Ada yang beli unit penthouse dengan harga tertinggi Rp 5 miliaran. Unit ini habis terjual," sebut Ishak.
Sejak dilakukan pra-penjualan pada awal tahun hingga April lalu, sebanyak 50 persen dari total 130 unit yang ditawarkan telah terserap.
"Jadi, kami percaya diri dan berani mematok target Rp 900 miliar. Selain itu, kami juga mengacu pada kinerja penjualan tahun 2019 sebesar Rp 518 miliar," kata Ishak.
Catatan marketing sales tahun lalu diperoleh dari penjualan enam proyek apartemen, dengan kontributor terbesar Collins Boulevard senilai Rp 253 miliar atau 49 persen.
Ishak mengaku, empat tahun terakhir merupakan masa-masa penuh tantangan bagi semua pengembang Indonesia.
Dia berharap kuartal II-2020 kondisi pasar membaik walaupun dua bulan pertama ditandai peristiwa megaskandal Jiwasraya dan wabah virus corona.
Tahun ini, selain fokus pada penjualan landed house Marcs Boulevard, Triniti juga masih terus menggenjot penjualan Collins Boulevard dan The Smith.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.