Hal ini didasari oleh proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk berusia produktif khususnya generasi milenial.
Populasi kalangan yang lahir pada tahun antara tahun 1980-an hingga tahun 1997 tersebut, menurut Arvin, menempati porsi hingga 30 persen.
Beragam promosi hunian makin membidik milenial. Pengembang pun ramai-ramai menargetkan kelompok umur dan menawarkan promo dan program khusus untuk pembelian rumah bagi milenial dengan dukungan pembiayaan dari perbankan.
"Kami menyiapkan produk yang sesuai dgn milenial, harga nggak terlalu mahal, compact enggak terlalu besar, cicilan ringan, utangnya panjang, DP lunak," kata Arvin.
Budi menganggap, milenial merupakan generasi yang beruntung karena terlahir pada masa perkembangan teknologi informasi yang sangat masif.
Namun hal ini memiliki dua dampak, yaitu mereka lebih terdirik, terencana, dan meski konsumtif tetapi memiliki sikap berhati-hati.
Baca juga: Mengapa Pengembang Hunian Berebut Milenial?
Masyarakat yang masuk ke kalangan usia ini juga menggemari kegiatan-kegiatan hiburan. Dalam memiliki hunian, milenial ingin rumah dengan harga terjangkau namun memiliki nilai. Hal inilah yang seharusnya ditangkap oleh para pengembang.
"Mereka ingin terjangkau tapi punya value. Ini yang harus dicermati oleh rekan-rekan developer untuk mendekat dengan market milenial," ucap Budi.
CEO AKR Land Thomas Go menganggap, jika pengembang ingin bertahan, mereka harus masuk ke pasar ini dengan sejumlah strategi khusus.
Untuk masuk ke pasar ini, maka pengembang harus inovatif dalam menciptakan produk baru. Menurut Budi, ini karena, milenial memiliki kebiasaan yang gemar menghabiskan uang untuk hal-hal baru membuat
"Compact, high valuable product, desain sesuai dengan preferensi. Dari sisi harga, pengembang bisa kreatif untuk bisa menurunkan harga. Kemudian pembayarannya bisa fleksibel," kata Budi.
Senada dengan Budi, Country Director Rumah123 Maria Herawati Manik menyebut, kalangan ini lebih tertarik dengan rumah berdesain simpel.
Baca juga: Siasat Jitu Gaet Konsumen Milenial Beli Rumah
Menurutnya, luasan rumah tidak menjadi persoalan selama desainnya dapat memenuhi kebutuhan.
Bahkan jika bisa, desain rumah yang diinginkan harus dapat berfungsi juga sebagai tempat kerja atau usaha.
Selain itu, milenial juga lebih tertarik jika informasi yang diberikan developer dikemas dengan cara yang lebih atraktif dan transparan.