Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siasat Jitu Gaet Konsumen Milenial Beli Rumah

Kompas.com - 06/02/2020, 18:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Milenial semakin menarik perhatian. Populernya istilah milenial juga kerap digunakan oleh para pelaku bisnis, terutama properti.

Pengembang makin intensif menarik kalangan yang lahir antara tahun 1980-an hingga tahun 1997.

CEO AKR Land Thomas Go mengungkapkan, jika ingin bertahan, para pengembang harus masuk ke pasar ini dengan sejumlah strategi khusus.

"Mau enggak mau kita harus masuk ke pasar ini. Milenial itu market yang bagus. Strategi menjangkau mereka juga harus bersama secara digital dan dengan media-media digital lainnya," ujar Thomas dalam acara Property Outlook 2020 di Jakarta, Kamis (6/2/2020).

Sekretaris Jenderal Real Estat Indonesia (REI) Amran Nukman menyetujui hal ini. Menurutnya, saat ini pengembang harus memberikan inovasi untuk memasarkan produknya, terutama bagi kalangan milenial.

Baca juga: Pengembang Optimistis Bisnis Properti Bangkit Tahun Ini

Jika zaman dulu pertimbangan membeli rumah adalah lokasi, namun saat ini tren tersebut telah berubah.

"Zaman dulu lokasi sangat menetukan. Saat ini lokasi meskipun sudah prime area, kalau enggak sesuai enggak laku," tutur Amran.

Pasar milenial harus diperlakukan berbeda. Bagi konsumen yang berasal dari kalangan usia tersebut, lokasi saja tidak cukup untuk menarik mereka membeli rumah.

Faktor penarik lain adalah tawaran hunian dengan harga jual terjangkau, atau maksimal Rp 500 juta.

Menurut Amran, pengembang perlu mengetahui sasaran konsumennya. Pasar properti residensial di atas Rp 1 miliar saat ini sedang landai.

Untuk itu developer perlu memformulasikan produk, desain, dan harganya agar sesuai dengan kantong milenial.

"Misal area premium seperti Jakarta Barat, dibuat kavling dengan panjang 5 meter kali 8 meter dua lantai. Lalu dijual dengan harga Rp 600 juta. Itu salah satu cara menarik milenial," kata Amran.

Baca juga: Lima Tahun Lagi, Generasi Milenial Terancam Tidak Bisa Membeli Rumah

Country Manager Rumah123 Maria Herawati Manik menyebut, kalangan ini lebih tertarik dengan rumah berdesain simpel.

Menurutnya, luasan rumah tidak menjadi persoalan selama desainnya dapat memenuhi kebutuhan.

Bahkan jika bisa, desain rumah yang diinginkan harus dapat berfungsi juga sebagai tempat kerja atau usaha.

Selain itu, milenial juga lebih tertarik jika informasi yang diberikan developer dikemas dengan cara yang lebih atraktif dan transparan.

"Milenial, mereka lebih tertarik ke rumah simpel tapi bisa dikonversi menjadi tempat kerja dan usaha. Luas tidak jadi soal, selama desain cukup, dan bisa memenuhi kebutuhan. Banyak juga yang tertarik jika bisa dipakai jadi tempat usaha," tutur Maria.

Terakhir, Amran menyebut pengembang juga perlu memanfaatkan keberadaan transportasi publik yang memudahkan konsumen beraktivitas.

"Milenial itu mobilitasnya tinggi," tuntas Amran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau