Tak hanya di Jakarta, performa stabil juga terjadi di kawasan Bodebek, Tangerang, Medan, Bandung, dan Semarang dengan tingkat permintaan menunjukkan tren positif.
Menurut riset Coldwell Banker, kenaikan signifikan permintaan hotel terjadi di Semarang dengan angka 17,9 persen yang didorong pengembangan infrastruktur Tol Trans Jawa.
Jaringan jalan bebas hambatan ini menghubungkan Semarang dengan Jakarta dan Surabaya sehingga meningkatkan kegiataan MICE dari perusahaan dan pemerintah.
"Permintaan dari perusahaan berasal dari kegiatan industri di sekitar Semarang, seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal dan permintaan long stay dari para ekspatriat," jelas Manager Research and Consultancy Angra Angreni.
Baca juga: Ada MotoGP Mandalika, PP Properti Bangun Hotel Rp 390 Miliar
Sementara tingkat permintaan hotel di kawasan Bodebek sekitar 7,4 persen, Tangerang 16,1 persen, Medan 6,0 persen, dan Bandung 5,7 persen.
Tumbuhnya tingkat permintaan ini berdampak pada kenaikan tarif rata-rata sekitar 1-6 persen menjadi Rp 802.000 per malam.
Bagaimana dengan sektor lainnya seperti perkantoran, apartemen dan ritel?
Baca juga: Perkantoran Jakarta Masih Dikuasai Perusahaan Teknologi
Associate Director Coldwell Banker Indonesia Dani Indra Bhatara menuturkan, pasar perkantoran sepanjang 2019 menunjukkan perbaikan dengan total permintaan 182.000 meter persegi.
"Angka ini meningkat 23,8 persen dibanding tahun sebelumnya. Meski demikian tingkat okupansi masih jauh di bawah pencapaian tahun-tahun 2013-2015. Tingkat okupansi masih sekitar 82 persen," kata Dani.
Mayoritas permintaan ruang perkantoran sewa masih didominasi sektor fintech dan bisnis berbasis IT lainnya seperti perdagangan daring, dan co-working space.
Dengan tingkat hunian yang masih berkutat di angka 82 persen itu menyebabkan harga sewa pun masih tertekan, sekitar Rp 202.800 per meter persegi per bulan.
Hal ini berdampak pada tingkat hunian yang cenderung tidak berubah, sekitar 91,3 persen hingga akhir 2019 dengan tarif sewa rata-rata Rp 653.000 per meter persegi per bulan.
"Sektor food and beverage masih menguasai permintaan, disusul hiburan, dan fast entertainment," imbuh Dani.
Untuk sektor apartemen, kelas menengah atas tampil mengesankan dengan pertumbuhan eksponensial.