Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Labuan Bajo, Waterfront City Kelas Dunia Pertama di Indonesia

Kompas.com - 20/01/2020, 07:54 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Strategis Pariwisana Nasional (KSPN) Super Prioritas Labuan Bajo dibangun dengan konsep pengembangan waterfront city  (kota tepian air) dengan standar dan kualitas tinggi.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, implementasi konsep pengembangan waterfront city di KSPN Super Prioritas Labuan Bajo tidak bisa dikerjakan sembarangan, terburu-buru, tanpa sense of art

"Ini pekerjaan seni yang butuh detail, dan tentu saja kualitasnya harus tinggi. Termasuk creative hub-nya yang berada di Puncak Waringin, jalur pedestriannya, public space-nya. Aksesnya, dan lain-lain," kata Basuki, Minggu (19/1/2020). 

Oleh karena itu, usai meninjau pekerjaan penataan Puncak Waringin Tahap I, Basuki menyatakan ketidakpuasannya. Menurutnya, ada beberapa hal yang kurang rapi, kurang cantik, dan harus diperbaiki. 

Baca juga: Menteri Basuki Pastikan KSPN Super Prioritas Labuan Bajo Tuntas 2020

Padahal, Labuan Bajo merupakan KSPN Super Prioritas yang pengembangannya ditujukan sebagai destinasi wisata premium.

"Ini destinasi wisata premium, jadi hasil kerja harus artistik, craftmanship-nya. Mudah-mudahan pada Tahap II akan lebih baik. Mulai dari penataan lanskapnya, lighting-nya dan lain-lain," ucap Basuki.

Perancang KSPN Super Prioritas Labuan Bajo Yori Antar Awal mengatakan hal senada. Menurut dia, kontraktor yang mengerjakan penataan ini harus yang memang benar-benar terbiasa mengerjakan hal-hal detail menyangkut seni dan pekerjaan artistik lainnya.

"Tapi, karena kita tidak bisa menunjuk langsung, harus melalui tender, yang bisa dilakukan ya mengawasi dengan ketat pekerjaan tersebut," imbuh Basuki.

Waterfront City Kelas Dunia

Panorama mentari tenggelam di Labuan Bajo, NTT.Hilda B Alexander/Kompas.com Panorama mentari tenggelam di Labuan Bajo, NTT.
Menurut Yori, Labuan Bajo memiliki semua potensi untuk menjadi waterfront city pertama di Indonesia dengan kualitas dan standar dunia.

Hal ini didasarkan pada keindahan panorama alamnya terutama saat matahari tenggelam (sunset) yang menjadi andalan Labuan Bajo. 

Jika Bali memiliki Pantai Kuta sebagai spot bagi para wisatawan menyaksikan sunset, Labuan Bajo lebih dari satu spot dengan dimensi lebih panjang. 

Jadi tak mengherankan jika Labuan Bajo didatangi 600 kapal biasa, dan 40 kapal pesiar mewah (cruise) dari berbagai negara per tahun.

Karena itu, dalam presentasinya, Yori merancang Labuan Bajo sedemikian rupa yang dapat memanjakan wisatawan tanpa mengabaikan kehidupan masyarakat lokal.

Ruang-ruang terbuka dibuat di setiap sudut destinasi wisata agar dapat diakses publik, termasuk masyarakat lokal, nelayan, dan warga kampung pesisir.

Di panggung-panggung terbuka juga masyarakat dan wisatawan dapat berbaur menikmati pertunjukkan seni tradisional atau atraksi seni lainnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau