Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, implementasi konsep pengembangan waterfront city di KSPN Super Prioritas Labuan Bajo tidak bisa dikerjakan sembarangan, terburu-buru, tanpa sense of art.
"Ini pekerjaan seni yang butuh detail, dan tentu saja kualitasnya harus tinggi. Termasuk creative hub-nya yang berada di Puncak Waringin, jalur pedestriannya, public space-nya. Aksesnya, dan lain-lain," kata Basuki, Minggu (19/1/2020).
Oleh karena itu, usai meninjau pekerjaan penataan Puncak Waringin Tahap I, Basuki menyatakan ketidakpuasannya. Menurutnya, ada beberapa hal yang kurang rapi, kurang cantik, dan harus diperbaiki.
Padahal, Labuan Bajo merupakan KSPN Super Prioritas yang pengembangannya ditujukan sebagai destinasi wisata premium.
"Ini destinasi wisata premium, jadi hasil kerja harus artistik, craftmanship-nya. Mudah-mudahan pada Tahap II akan lebih baik. Mulai dari penataan lanskapnya, lighting-nya dan lain-lain," ucap Basuki.
Perancang KSPN Super Prioritas Labuan Bajo Yori Antar Awal mengatakan hal senada. Menurut dia, kontraktor yang mengerjakan penataan ini harus yang memang benar-benar terbiasa mengerjakan hal-hal detail menyangkut seni dan pekerjaan artistik lainnya.
"Tapi, karena kita tidak bisa menunjuk langsung, harus melalui tender, yang bisa dilakukan ya mengawasi dengan ketat pekerjaan tersebut," imbuh Basuki.
Hal ini didasarkan pada keindahan panorama alamnya terutama saat matahari tenggelam (sunset) yang menjadi andalan Labuan Bajo.
Jika Bali memiliki Pantai Kuta sebagai spot bagi para wisatawan menyaksikan sunset, Labuan Bajo lebih dari satu spot dengan dimensi lebih panjang.
Jadi tak mengherankan jika Labuan Bajo didatangi 600 kapal biasa, dan 40 kapal pesiar mewah (cruise) dari berbagai negara per tahun.
Karena itu, dalam presentasinya, Yori merancang Labuan Bajo sedemikian rupa yang dapat memanjakan wisatawan tanpa mengabaikan kehidupan masyarakat lokal.
Ruang-ruang terbuka dibuat di setiap sudut destinasi wisata agar dapat diakses publik, termasuk masyarakat lokal, nelayan, dan warga kampung pesisir.
Di panggung-panggung terbuka juga masyarakat dan wisatawan dapat berbaur menikmati pertunjukkan seni tradisional atau atraksi seni lainnya.
"Menikmati pemandangan laut biru, mentari tenggelam, dan lalu lintas kapal bisa dari panggung-panggung terbuka, atau hanya dari jalur pedestrian. Ini nanti seperti itu," imbuh Yori.
Indonesia, lanjut Yori, belum memiliki waterfront city berstandar dunia, karena itu, Labon Bajo dirancang sebagai yang pertama memiliki kualitas itu.
Selesai 2020
Pengembangan KSPN Super Prioritas Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditargetkan selesai pada Desember 2020.
"Tahun 2020 ini, semua harus selesai," ujar Basuki.
Dukungan Kementerian PUPR terhadap pengembangan KSPN Super Prioritas Labuan Baju menyangkut infrastruktur konektivitas, sumber daya air, perumahan dan permukiman, dengan total anggaran Rp 979 miliar.
Rinciannya adalah penataan kawasan Pantai Marina-Bukit Pramuka senilai Rp 200 miliar, pengembangan Kawasan Batu Cermin, termasuk pekerjaan gapura/signage, jalan, jalur pedestrian, drainase, street furniture, dan lanskap kawasan Goa Batu Cermin dengan anggaran Rp 42 miliar.
Kemudian penataan kawasan Puncak Waringin Kabupaten Manggarai Barat yang difungsikan sebagai creative hub senilai Rp 30 miliar, pembangunan Instalasì Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Kabupaten Manggarai Barat untuk 13.500 kepala keluarga (KK), dan fasilitas penunjang wisata Pulau Rinca senilai Rp 30 miliar.
Tak hanya itu, Kementerian PUPR juga membangun rumah swadaya pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat sebanyak 315 unit untuk dijadikan sebagai home stay yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Pengembangan KSPN Super Prioritas Labuan Bajo dikerjakan bersamaan dengan empat KSPN Super Prioritas lainnya yakni Danau Toba, Borobudur, Lombok, serta Manado Bitung-Likupang dengan total anggaran Rp 7,6 triliun.
"Setelah Labuan Bajo dan empat KSPN Super Prioritas lainnya selesai, kami akan lanjutkan dengan KSPN lainnya," sebut Basuki.
Lima KSPN ini merupakan bagian dari 10 “Bali Baru” yang dikembangkan Pemerintah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan asing dan domestik.
Sektor pariwisata diharapkan menjadi sektor andalan untuk mendatangkan devisa, membuka lapangan kerja serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.
https://properti.kompas.com/read/2020/01/20/075431121/labuan-bajo-waterfront-city-kelas-dunia-pertama-di-indonesia