JAKARTA, KOMPAS.com - Masa depan bisnis ritel dan pusat perbelanjaan pada 2020 diyakini akan berjalan lebih baik dibanding tahun 2019.
Meskipun aktivitas belanja daring (online) semakin marak, namun hal itu tidak serta merta dapat menggantikan interaksi pembelanja (shopper) dengan toko atau gerai ritel yang dituju.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alexander Stefanus Ridwan mengungkapkan hal tersebut kepada Kompas.com, Senin (13/1/2020).
Menurut dia, ada sejumlah faktor yang tidak bisa dipenuhi sistem perbelanjaan daring (market place) meskipun menawarkan kepraktisan.
"Interaksi, pengalaman berbelanja, ini yang tidak akan didapatkan di market place. Jadi, saya optimistis bisnis ritel tahun ini akan lebih baik dibanding 2019," kata Stefanus.
Baca juga: Tahukah Anda, Mal Terluas Se-Indonesia Ada di Surabaya?
Dia melanjutkan, selain itu para pengelola pusat belanja juga lebih inovatif dan kreatif dalam menciptakan pusat belanja sebagai destinasi melalui atraksi-atraksi, promosi, serta desain yang mengakomodasi kebutuhan segmen pasarnya.
Tak jarang ditemui sejumlah pusat perbelanjaan yang demikian popular sebagai spot swafoto. Sebaliknya, banyak pula mall yang menjadi destinasi kuliner.
Masing-masing menawarkan keunikan yang khas dan pengalaman berbelanja yang tak bisa didapatkan melalui market place.
Bahkan, ada pusat perbelanjaan yang mengalami perubahan fisik (refurbishment) bersamaan dengan beroperasinya Moda Raya Terpadu (MRT).
Pusat perbelanjaan tersebut adalah Blok M Plaza. Pengelola dan pengembangnya PT Pakuwon Jati Tbk membangun akses langsung yang terhubung dengan MRT.
Baca juga: Obrolan Seru Warganet, Keliling Tunjungan Plaza Tak Tahu Jalan Pulang
Hal ini untuk memudahkan segmen sasaran menjangkau pusat belanja yang beroperasi sejak 1991 lalu.
Sebelumnya, pengalaman naik MRT kemudian berhenti di stasiun yang terhubung dengan pusat belanja hanya bisa didapat di kota-kota mancanegara.
"Sekarang tingkat okupansinya nyaris 100 persen. Pengunjungnya juga lebih ramai. Pusat belanja ini sekarang jadi destinasi warga Jakarta dan sekitarnya," imbuh Stefanus.
Alhasil, persaingan antarpusat perbelanjaan pun semakin ketat, dan keras. Kreativitas dan inovasi pengelola pun diperlukan demi mempertahankan pusat perbelanjaannya sebagai destinasi.
Hingga akhir 2019, dalam catatan APPBI, terdapat 321 pusat perbelanjaan berbagai kelas dan ukuran yang beroperasi di seluruh Indonesia.
Dari jumlah tersebut, pusat belanja dengan klasifikasi mewah hanya bisa dihitung dengan jari. Mereka adalah Pacific Place, Plaza Senayan, Plaza Indonesia, dan Senayan City.
Seluruhnya berlokasi di ibu kota Jakarta. Sementara pusat perbelanjaan lainnya masuk kategori kelas atas, menengah, dan bawah.