HANGZHOU, KOMPAS.com - Rekor baru 11.11 Global Shopping Festival 2019 yang digelar Alibaba Group baru saja tercipta pada Selasa (12/11/2019) tepat pukul 00.00 waktu China Standard Time GMT +8.
Transaksi penjualan berbasis gross merchandise volume (GMV) di sejumlah platform belanja milik Alibaba Group, mencapai 268,4 miliar Renminbi, ekuivalen Rp 538,5 triliun.
Jumlah transaksi ini lebih tinggi 25,7 persen dan mematahkan pencapaian Global Shopping Festival 11.11 tahun 2018 senilai 213,5 miliar Renminbi, setara Rp 428,3 triliun.
Tak hanya transaksi penjualan, beberapa hal menarik lainnya pun tercipta seperti, jumlah pemesanan yang diantar Cainiao Network yang mengalami lonjakan dengan angka 1.292 miliar paket.
Penyelenggaraan 11.11 Global Shopping Festival tahun ini merupakan yang ke-11 kalinya. Selama lebih dari satu dekade terakhir, pesta belanja yang sebelumnya dikenal sebagai Single's Day ini, telah berevolusi dari kampanye promosi belanja untuk menarik minat konsumen pada Tmall yang baru diluncurkan Alibaba, hingga kini menjadi festival belanja satu hari terbesar di dunia.
Baca juga: Luar Biasa, Alibaba Raup Penjualan Rp 538,5 Triliun Hanya Sehari!
Tentu saja pesta belanja sehari dengan transaksi ratusan triliun rupiah ini sebuah prestasi yang mencengangkan. Betapa tingkat konsumsi masyarakat China demikian tinggi dengan ceruk pasar luar biasa besar.
Bayangkan saja, saat gelaran pesta belanja baru berjalan 1 menit 8 detik, sudah meraup angka penjualan 1,0 miliar Renminbi atau Rp 14,036 triliun!
Menyusul catatan-catatan baru lainnya yang dibukukan selama pelaksanaan Global Shopping Festival 11.11 Tahun 2019 berlangsung.
Produk yang diperdagangkan pun demikian beragam dan variatif dengan 10 teratas adalah suplemen makanan, masker wajah, susu bayi dan balita, kosmetika, peralatan kecantikan, set perawatan kulit wajah, serum, nutrisi bayi dan balita, pembalut, dan pembershih wajah.
Indonesia pun tertarik untuk lebih meningkatkan hubungan dagang melalui diplomasi digital dengan Negeri Tirai Bambu tersebut.
"Ekonomi digital adalah ekonomi masa depan. China sudah 20 persen kontribusi ekonomi digitalnya terhadap ekonomi Nasional, Indonesia masih 2 persen. Untuk itu, kita harus meningkatkan porsi ini, dan menjalin hubungan lebih intensif. Salah satunya dengan Alibaba Group," papar Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun menjawab Kompas.com, Rabu (13/11/2019).
Baca juga: Ellips Resmi Membuka Flagship Store di Tmall Global Alibaba
Dan Alibaba, menurut Djauhari, punya seluruh infrastruktur yang mendukung ekonomi digital. Selain itu, penguasaan big data, teknologi informasi, serta ekosistem yang sudah terbangun.
Berbicara tentang Alibaba, raksasa e-commerce dunia, adalah tentang penguasaan informasi dan data yang dimanfaatkan kembali untuk kepentingan masyarakat atau konsumen sebagai pihak yang dianggap paling penting dalam ekosistem ekonomi digital.
Alibaba berbeda dengan Amazon yang berorientasi pada keuntungan perusahaan. Lebih dari itu, Alibaba menjadikan konsumen sebagai sentris pengembangan, dan pelayanan.