Di Provinsi Papua Barat sepanjang 85,5 kilometer, yaitu Manokwari-Kambuaya-Sorong 13,5 kilometer dan Nabire-Windesi-Manokwari 72 kilometer.
Sedangkan di Provinsi Papua sepanjang 407,4 kilometer yang tersebar di enam ruas jalan, yaitu Wagete-Timika 7,1 kilometer, dan Wamena-Mulia-Ilaga-Enarotali 127,2 kilometer.
Selanjutnya Kenyam–Dekai 167 kilometer, Waropko-Oksibil 41,3 kilometer, Dekai-Oksibil 3 kilometer, dan Jayapura-Elelim-Wamena 61,8 kilometer.
Pembangunan di Papua juga kerap mengalami keterlambatan dalam progresnya, tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.
Hal ini disebabkan cuaca yang selalu berubah-ubah (hujan), kondisi medan atau kontur tanah di lapangan yang berbeda-beda, keberadaan material yang sulit didapat (contohnya batu kerikil didatangkan dari Palu, Sulawesi Tengah), dan keamanan yang kurang kondusif.
Di samping itu, masih ada permasalahan lain, yaitu sulitnya pembebasan lahan yang memerlukan pendekatan sosiologi dan kultur dengan tokoh masyarakat adat setempat.
Setelah jaringan jalan ini terhubung dalam upaya untuk meningkatkan mobilitas masyarakat, perlu didioperasikan sarana transportasi umum. Paling mudah memberikan program angkutan perintis.
Merauke-Boven Digul yang pernah dilayani dengan bus perintis cukup membayar Rp 300.000. Namun dengan kondisi jalan yang rusak, layana bus perintis dihentikan sementara waktu.
Sebagai penggantinya dilayani dengan taksi bertarif Rp 600.000– Rp 700.000 per orang. Apabila menggunakan pesawat terbang bisa mencapai Rp 900.000.
Harapan jalan Merauke-Boven Digul membaik dan bisa beroperasi bus perintis sangat membantu warag di Papua Selatan bermobilitas dengan tarif murah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.