JAKARTA, KOMPAS.com - Terus meningkatnya jumlah pengguna moda raya terpadu (MRT) hingga mencapai rata-rata 90.000 orang per hari, mengindikasikan bahwa transportasi publik ini semakin signifikan kehadirannya.
Baca juga: 90.000 Penumpang Naik MRT Jakarta Per Hari Pasca 4 Bulan Beroperasi
Bahkan, menurut Leads Property Indonesia, keberadaan MRT akan mengubah cara pandang perusahaan dalam mencari ruang kantor.
"Gedung kantor yang dilewati rute MRT bakal lebih diminati dibandingkan gedung perkantoran yang tidak dilewati oleh MRT," cetus Senior Manager Research and Consultancy Department Leads Property Indonesia Martin Samuel Hutapea kepada Kompas.com, Selasa (30/7/2019).
Martin memperkirakan, tingkat hunian gedung-gedung kantor yang dilewati MRT akan lebih dahulu mendapatkan penyewa sehingga harga sewa mereka juga bakal bertumbuh lebih awal.
Di kawasan central business district (CBD), terutama koridor Jenderal Sudirman dan MH Thamrin menjadi konsentrasi perkantoran yang diuntungkan oleh keberadaan MRT.
Baca juga: Marmer Italia, Kloset Jerman, Ini Spesifikasi Apartemen Mewah Jakarta
Sedangkan di luar CBD, yang diuntungkan oleh keberadaan MRT adalah koridor TB Simatupang sisi Lebak Bulus dan Fatmawati.
"Kami memperkirakan, dalam beberapa tahun ke depan, akan tumbuh pengembangan kantor baru di lokasi- lokasi tertentu di koridor TB Simatupang, Fatmawati hingga Cipete Raya, yang disebut dengan Transit-Oriented Development (TOD)," urai Martin.
Baca juga: Ini Lima Apartemen Mewah Termahal di Jakarta
Secara umum, sektor- sektor yang menggerakkan permintaan ruang kantor dalam lima tahun terakhir adalah co-working space, IT, keuangan, fintech, sekuritas, telekomunikasi, e-commerce dan perbankan.
"Mengikuti perkembangan zaman," cetus Martin.
Berbeda kondisinya dengan 10 hingga 15 tahun yang lalu, permintaan ruang kantor digerakkan oleh sektor-sektor besar seperti minyak dan gas, pertambangan, dan asuransi.
Demi mengakomodasi permintaan, desain floor plate ruang kantor akan lebih luas karena ruang kantor akan mengikuti tren tertentu yaitu dilengkapi dengan sofa, café, gym dan ruang berinteraksi sesama pekerja di perusahaan tersebut.
Adapun pengembangan gedung kantor akan dilengkapi dengan fasilitas ritel seperti café dan restoran, khususnya fine dining karena di sinilah para profesional akan melakukan meeting dan networking.
Pada kuartal II-2019, pasar perkantoran Jakarta baik di CBD maupun Luar-CBD, tidak mengalami pertambahan pasokan, sehingga jumlah pasokan kumulatif tetap berada pada angka 6,76 juta meter persegi (CBD) dan 3,78 juta meter persegi (Luar CBD).
Walaupun tidak ada pasokan tambahan, tetapi besarnya pasokan kumulatif ruang kantor masih tergolong besar akibat pengembangan-pengembangan gedung yang secara konsisten dilaksanakan sejak lima tahun terakhir.