JAKARTA, KOMPAS.com - "Senin harga naik". Kampanye provokatif yang selama satu dekade hingga lima tahun silam memenuhi ruang-ruang publik Jakarta, tak berlaku bagi properti mewah.
Mengapa? Karena harga penawaran perdananya saja sudah selangit. Jadi, konsekuensinya, pertumbuhan harga akan lambat, dan mustahil terjadi tiap hari Senin.
Apartemen Sun and Moon di kompleks The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, contohnya. Harga penawaran perdana dipatok Rp 110 juta per meter persegi.
Jika luas unit terkecilnya 250 meter persegi, maka harga satuannya sudah Rp 27,5 miliar. Angka ini tidak termasuk pajak.
Selain itu, mereka para pembeli apartemen mewah ini bukanlah orang kaya baru atau orang kaya nanggung yang mengharapkan return on investment (ROI) cepat, atau gain dari kenaikan harga dan hasil sewa.
Sebaliknya, para pembeli apartemen mewah ini adalah orang-orang tajir melintir atau dalam istilah CEO Leads Property Indonesia Hendra Hartono adalah super tycoon.
"Karakter mereka nggak ribet. Karena mereka tahu barang bagus, jadi nggak perlu informasi detail. Kalau udah suka itu barang, mereka cuma make sure aja dan get the feeling of the ambience," urai Hendra menjawab Kompas.com, Selasa (16/7/2019).
Baca juga: Apartemen Rp 43,4 Miliar Dibayar Kontan, Enggak Pake Nyicil
Hendra melanjutkan, mereka para pembeli properti eksklusif ini adalah yang sering melancong ke luar negeri, dan menetap di Singapura, Inggris, Amerika Serikat, atau Australia.
Kelas mereka bukan lagi yang tinggal di Menteng, Kebayoran Baru, atau pun Pondok Indah yang secara tradisi merupakan konsentrasi orang-orang kaya Jakarta.
Menurut Hendra, apartemen primer masih dikenakan pajak barang mewah atau luxurious tax, sementara apartemen eksisting masuk dalam hitungan seken.
Berikut lima apartemen termahal di Jakarta berdasarkan riset Leads Property Indonesia:
1. Sun and Moon Apartement di Kompleks The Dharmawangsa, Kebayoran Baru, dengan harga Rp 110 juta per meter persegi, di luar pajak.
Apartemen ini merupakan hasil kerja sama antara Grup Samudranayaka Unggul dan pengembang asal negeri Jepang, Tokyo Tatemono.
2. Keraton at The Plaza, di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, ditawarkan dengan harga Rp 150 juta per meter persegi.