Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Cinta pada Motif Batik Truntum di Masjid Kubus Solo

Kompas.com - 09/05/2019, 12:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Aritektur masjid di Indonesia kini muncul dengan tampilan visual yang cantik, tak hanya menyegarkan mata namun juga unik.

Di Kota Solo, Masjid Siti Aisyah hadir melengkapi khazanah arsitektur rumah ibadah. Desainnya sendiri dirancang oleh US&P Architects.

Sekilas mata memandang, bangunan masjid berbentuk seperti kubus. Principal Architects US&P, Her Pramtama menyebutnya sebagai selubung yang melingkupi isi gedung.

Baca juga: Merancang Masjid Sebaiknya Kontekstual dengan Budaya Lokal

Bentuk ini, menurutnya, tercipta dari permintaan klien yang ingin memberikan kenyamanan kepada jemaah.

Salah satu faktor kenyamanan tersebut menurut pemilik bangunan berupa ruangan yang dilengkapi dengan pendingin udara.

Suasana di area utama Masjid Siti AisyahKompas.com/ROSIANA HARYANTI Suasana di area utama Masjid Siti Aisyah
Oleh karenanya, bentuk kubus tersebut didesain tertutup dan hanya terlihat akses pintu masuk dan keluar. Meski tertutup, pencahayaan bangunan juga memanfaatkan sinar matahari.

Her mengungkapkan, pada siang hari cahaya masuk melalui skylight berupa celah-celah yang ditempatkan di sekeliling bangunan.

Selain itu, model kubus yang diterapkan pada bangunan, lahir karena lanskap lahan yang digunakan berbentuk persegi panjang dengan luas terbatas.

Denggan demikian, konsep selubung berbentuk kubus muncul supaya eksterior bangunan tidak banyak memakan lahan.

Baca juga: Mengintip 4 Masjid Indonesia Finalis Abdullatif Al Fozan Award

"Ini merupakan konsep arsitektur yang memang lahir karena berdasarkan permintaan dan kontekstual dari lokasinya," terang Her kepada Kompas.com, Rabu (8/5/2019).

Namun dia menambahkan, jika hanya menerapkan konsep tersebut, eksterior bangunan terlihat sederhana.

Untuk itu, pada seluruh sisi bangunan terdapat corak garis. Kemudian corak yang terdapat pada keempat sisi bangunan jika disatukan akan membentuk lafal bismillah.

"Jadi pada selubung kalau malam ada celah-celah cahaya, celah cahaya itu mengimplementasikan tulisan bismillah, tapi dibacanya dari empat sisi bangunan dijadikan satu," ungkap Her.

Corak yang terdapat pada keempat sisi bangunan jika disatukan akan membentuk lafal bismillah. 
US&P Architects/Her Pramtama Corak yang terdapat pada keempat sisi bangunan jika disatukan akan membentuk lafal bismillah.
Kemudian bangunan masjid dirancang dengan dua zona berbeda. Masing-masing zona, lanjut Her, memiliki jumlah lantai berlainan.

Sebagai contoh, pada area utama Her merancang desain untuk dua lantai. Pada zona ini, plafon atau langit-langit bangunan dirancang lebih tinggi untuk menunjang kebutuhan shalat.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau