"Meskipun satu selubung tapi di dalamnya punya dua zona. Satu zona dengan dua lantai dan satu zona dengan empat lantai," tutur dia.
Baca juga: Indahnya 3 Masjid Terapung di Indonesia
Bangunan ini juga ramah bagi difabel. Ini terlihat dari adanya akses masuk masjid yang tidak dibuat berundak, kursi roda di depan pintu masuk, lift, kamar mandi khusus, hingga kursi untuk salat.
Ornamen kaligrafi terlihat di plafon dan langit-langit bangunan. Sementara dinding interior dilapisi oleh batu marmer.
Penggunaan material ini bertujuan agar awet serta lebih kuat dengan perawatan yang lebih mudah.
"Jadi kami gunakan material yang memiliki ketahanan yang cukup dengan usia yang panjang," ucap Her.
Selain itu, tempat khotbah imam juga didesain seolah-olah melayang dan terlepas dari dinding dengan tujuan agar imam mendapatkan pandangan lebih luas.
Selain itu, konsep desainnya sendiri memiliki filosofi agar mereka yang berada di mimbar ini diberikan keringanan serta kemudahan saat menyampaikan dakwahnya.
Untuk ornamen, Her menuturkan terdapat beberapa kaligrafi yang ditempatkan di dalam interior. Salah satunya ada di plafon gedung dan di dekat mimbar imam.
Meski berkonsep modern, sentuhan tradisonal tak dilupakan. Her menempatkan detail ukiran motif batik truntum pada panel pintu serta motif pada karpet.
Baca juga: Masjid Wapauwe, Saksi Bisu Penyebaran Islam di Maluku
Menurutnya, motif batik ini menggambarkan tumbuhnya rasa cinta serta menyuburkan.
"Sehingga harapannya jemaah yang pernah sekali shalat di situ jadi merasa ingin kembali dan memakmurkan masjid," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.