KOMPAS.com - Sejak kebakaran melanda menara Katedral Notre Dame di Paris, Perancis awal April 2019, pemerintah setempat mengumumkan untuk melakukan restorasi besar-besaran untuk mengembalikan masa kejayaan katedral tersebut.
Pemerintah Perancis pun menggelar sayembara dengan mengundang para arsitek di seluruh dunia untuk turut serta merancang kembali atap menara yang hancur.
Berbagai gagasan mulai bermunculan. Salah satunya berasal dari firma arsitek yang berbasis di Amsterdam, Belanda, Studio Drift.
Mereka mengusulkan agar atap bangunan katedral dapat direkonstruksi dengan menggunakan material plastik yang berasal dari laut yang didaur ulang.
Harapannya, penggunaan material tersebut dapat mengurangi polusi di lautan yang berasal dari limbah berbahaya.
Baca juga: Desain Rekonstruksi Katedral Notre Dame Disayembarakan
"Kami berharap Perancis dapat menjadi pemimpin dan menyumbangkan sebagian besar dana rekonstruksi untuk pembersihan laut. Tunjukkan kepada dunia cara membangun yang indah dan berkelanjutkan, dan biarkan Notre Dame menjadi monumen masa depan," ungkap pendiri Drift Studio, Ralpf Nauta seperti dilansir dari Designboom.
Lebih dari 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14 triliun dijanjikan untuk membantu upaya restorasi atap yang hancur.
Sebuah angka yang bagi sejumlah kalangan dianggap cukup untuk mendanai pembangunan kembali.
Plastik yang dikumpulkan dari laut kemudian dilebur dan direformasi untuk menutupi atap gereja. Ini sekaligus dapat menjadi simbol internasional untuk daur ulang kelas atas.
Dengan menggunakan plastik daur ulang dan bukan kayu, Studio Drift memperkirakan ribuan pohon akan diselamatkan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.