Selain itu berdasarkan pandangan S&P, sebagian besar pengembang Indonesia belum menghadapi risiko risiko pembayaran langsung, mengingat jatuh tempo terbatas pada 2019 dan 2020.
Namun biaya pendanaan yang tinggi dan risk appetite yang merugikan akan mempersulit pembiayaan jangka panjang saat mendekati jatuh tempo.
Laporan bertajuk Indonesia Developers: The Liquidity Noose Is Tightening tersebut juga memuat peringkat dua pengembang lainnya.
PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang naik peringkat karena kondisi keuangannya yang terus membaik.
"Kami menaikkan peringkat PWON karena manajemen modal perusahaan telah menjadi konservatif," tulis S&P dalam laporannya.
Lebih lanjut, laporan S&P menyatakan peringkat Pakuwon naik dari B+ pada Desember 2014 menjadi BB pada Februari 2019. Perusahaan juga mendapat outlook stabil.
Selain Pakuwon, pengembang lain yakni Modernland mendapatkan peringkat tetap yakni B dengan outlook stabil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.