Berbeda dengan generasi sebelumnya, milenial tak lagi mendatangi developer untuk membandingkan antara properti satu dengan lainnya.
Ibarat tes, mereka justru datang ke developer untuk mencocokkan informasi yang sudah mereka peroleh sebelumnya dari penelusuran daring maupun dari orang tua.
Baca juga: Milenial, Ini Cara Mudah Punya Rumah
Misalnya, tentang tren model rumah, harga properti dan tanah di suatu kawasan, hingga pengembangan wilayah.
"Sekarang, mereka datang untuk memvalidasi informasi. Ini bahayanya konsumen sekarang, mereka datang untuk ngetes," cetus Untung.
Pengembang yang masih berpikir bahwa memberikan iming-iming kendaraan atau alat elektronik untuk menggaet milenial beli properti, sebaiknya harus mengubah strategi mereka.
Ketua Umum DPP Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Lukas Bong menilai, daripada memberikan gimmick, jauh lebih menarik bila menawarkan kemudahan cara pembayaran kepada milenial.
"Gimmick semacam itu kurang menarik buat milenial. Mereka cenderung melihat cara bayarnya, uang muka atau (DP)-nya yang murah," tambah Lukas.
Senada dengan Untung, Lukas mengatakan, memberikan pengalaman kepada kelompok ini juga merupakan cara efektif untuk menggaet mereka.
Baca juga: Tiga Jenis Hunian Bakal Booming Tahun Ini
Misalnya, dengan menghadirkan show unit dan showroom menarik bak IKEA. Sayangnya, hal ini terkadang jarang dilakukan oleh para pengembang.
"Kadang-kadang yang dilakukan developer itu sifatnya hanya opsional," ujarnya.
Hal lain yang juga menjadi pertimbangan yaitu lokasi. Namun, tak hanya lokasi strategis, tetapi juga yang dekat dengan akses transportasi umum seperti stasiun atau terminal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.