Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebutuhan Dana Pembangunan Waduk Jelutung Diperkirakan Rp 3 Triliun

Kompas.com - 12/11/2018, 20:30 WIB
Hadi Maulana,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Rencana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun bendungan baru di Pulau Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) perlahan mulai terealisasi.

Hal ini menyusul pertemuan antara Pemkab Lingga dengan BP Batam yang membahas pemanfaatan dan pengembangan air untuk Kota Batam.

Bupati Lingga Alias Wello mengatakan, pertemuan di ruang Marketing BP Batam menghasilkan beberapa kesimpulan, di antaranya besaran biaya yang diperlukan untuk membangun waduk Jelutung.

"Dari hasil kalkulasi pertemuan itu didapat anggaran yang diperlukan dalam pembangunan waduk hingga terjadinya interkoneksi ke Batam sekitar Rp 3 triliun," kata Alias kepada Kompas.com, di Batam, Senin (12/11/2018).

Baca juga: Air Terjun Jelutung, Salah Satu Sumber Air Berkualitas Terbaik

Angka itu tidak saja untuk pembangunan waduk, melainkan juga pengembangan dan pemanfaatan air berupa pemasangan pipa bawah laut.

"Biaya yang diperhitungkan tidak sedikit, setidaknya setiap meter pipa butuh Rp 5 miliar. Sedangkan pipa yang akan dibangun lebih kurang 100 kilometer," tambah Alias.

Awe, begitu sapaan akrabnya menjelaskan bahwa Kabupaten Lingga memiliki delapan sumber mata air, termasuk air terjun Jelutung, yang seluruhnya berada di Pulau Lingga.

Bahkan setiap sumber mata air tersebut mampu menghasilkan 6000 liter per detik.

"Padahal pemakaian air di Kabupaten Lingga hanya 2.000 liter per detik jika di musim penghujan dan 4.000 liter per detik di musim kemarau. Jadi sisanya terbuang percuma di laut," terang Awe.

Sementara itu Deputi IV BP Batam Eko Susanto Budianto mengatakan pertemuan kali kedua tersebut  merupakan lanjutan dari MoU BP Batam dengan Kabupaten Lingga pada tahun 2017 lalu.

"Kebutuhan air di Batam tiap tahun akan terus meningkat, tahun 2040 kami perkiraan mencapai 6.000 liter per detik, padahal kemampuannya hanya 3.800 liter per detik," kata Eko.

Air Terjun Jelutung

Lingga memiliki belasan air terjun dari pegunungan yang mengalir tidak henti-hentinya sepanjang tahun. Bahkan terbuang sia-sia ke laut. Seperti air terjun Jelutung yang ada di Desa Mentuda, Kecamatan Lingga. Karena tidak termanfaatkan Lingga kehilangan PAD mencapai Rp 2,4 triliun per tahun. Ini baru satu air terjun, sementara Lingga memiliki 12 air terjun lainnya.DOK PEMKAB LINGGA Lingga memiliki belasan air terjun dari pegunungan yang mengalir tidak henti-hentinya sepanjang tahun. Bahkan terbuang sia-sia ke laut. Seperti air terjun Jelutung yang ada di Desa Mentuda, Kecamatan Lingga. Karena tidak termanfaatkan Lingga kehilangan PAD mencapai Rp 2,4 triliun per tahun. Ini baru satu air terjun, sementara Lingga memiliki 12 air terjun lainnya.
Adapun keunggulan air terjun Jelutung untuk dijadikan bendungan sudah melalui proses kajian secara komprehensif, yang melibatkan ahli dan pakar dari berbagai disiplin ilmu.

Di antaranya ahli perencanaan wilayah dari Universitas Gadjah Mada, pakar air dari Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan ahli perpipaan bawah laut yang berpengalaman menangani pemasangan pipa gas dari Natuna ke Singapura.

Bahkan hasil dari pengukuran debit yang dilakukan Dr Ir Arie Herlambang pakar air dari pusat Teknologi Lingkungan BPPT, air terjun Jelutung memiliki debit air sekitar 6.000 liter per detik.

Dari pengukuran itu, juga diperoleh informasi bahwa air terjun Jelutung memiliki Total Dissolved Solid (TDS) 3 ppm.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau