BATAM, KOMPAS.com - Rencana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun bendungan baru di Pulau Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) perlahan mulai terealisasi.
Hal ini menyusul pertemuan antara Pemkab Lingga dengan BP Batam yang membahas pemanfaatan dan pengembangan air untuk Kota Batam.
Bupati Lingga Alias Wello mengatakan, pertemuan di ruang Marketing BP Batam menghasilkan beberapa kesimpulan, di antaranya besaran biaya yang diperlukan untuk membangun waduk Jelutung.
"Dari hasil kalkulasi pertemuan itu didapat anggaran yang diperlukan dalam pembangunan waduk hingga terjadinya interkoneksi ke Batam sekitar Rp 3 triliun," kata Alias kepada Kompas.com, di Batam, Senin (12/11/2018).
Baca juga: Air Terjun Jelutung, Salah Satu Sumber Air Berkualitas Terbaik
Angka itu tidak saja untuk pembangunan waduk, melainkan juga pengembangan dan pemanfaatan air berupa pemasangan pipa bawah laut.
"Biaya yang diperhitungkan tidak sedikit, setidaknya setiap meter pipa butuh Rp 5 miliar. Sedangkan pipa yang akan dibangun lebih kurang 100 kilometer," tambah Alias.
Awe, begitu sapaan akrabnya menjelaskan bahwa Kabupaten Lingga memiliki delapan sumber mata air, termasuk air terjun Jelutung, yang seluruhnya berada di Pulau Lingga.
Bahkan setiap sumber mata air tersebut mampu menghasilkan 6000 liter per detik.
"Padahal pemakaian air di Kabupaten Lingga hanya 2.000 liter per detik jika di musim penghujan dan 4.000 liter per detik di musim kemarau. Jadi sisanya terbuang percuma di laut," terang Awe.
Sementara itu Deputi IV BP Batam Eko Susanto Budianto mengatakan pertemuan kali kedua tersebut merupakan lanjutan dari MoU BP Batam dengan Kabupaten Lingga pada tahun 2017 lalu.
"Kebutuhan air di Batam tiap tahun akan terus meningkat, tahun 2040 kami perkiraan mencapai 6.000 liter per detik, padahal kemampuannya hanya 3.800 liter per detik," kata Eko.
Di antaranya ahli perencanaan wilayah dari Universitas Gadjah Mada, pakar air dari Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan ahli perpipaan bawah laut yang berpengalaman menangani pemasangan pipa gas dari Natuna ke Singapura.
Bahkan hasil dari pengukuran debit yang dilakukan Dr Ir Arie Herlambang pakar air dari pusat Teknologi Lingkungan BPPT, air terjun Jelutung memiliki debit air sekitar 6.000 liter per detik.
Dari pengukuran itu, juga diperoleh informasi bahwa air terjun Jelutung memiliki Total Dissolved Solid (TDS) 3 ppm.
Angka TDS 3 ppm ini menunjukkan bahwa air terjun Jelutung masuk kategori air layak minum dan merupakan sumber air dengan kualitas terbaik di Indonesia.
Secara teknis, penyaluran air bersih dari Lingga ke Batam dapat dilakukan melalui sistem perpipaan bawah laut.
Sebagai pembanding, pemasangan pipa gas bawah laut dari Natuna ke Singapura dapat dilakukan dalam jarak sekitar 500 kilometer.
Pentingnya pembangunan bendungan dilakukan segera karena beberapa hari terakhir Batam terancam krisis air bersih.
Warga Batam mengeluh karena debit air yang mengalir ke rumahnya semakin terbatas.
BP Batam sebagai pemilik dan pengelola waduk yang menjadi sumber air baku PT Adhya Tirta Batam (ATB) diminta segera mengambil tindakan agar Kota Batam terhindar dari krisis air bersih.
Apalagi pertumbuhan penduduk dan industri di Batam yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.