Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Terjun Jelutung, Salah Satu Sumber Air Berkualitas Terbaik

Kompas.com - 27/10/2018, 20:01 WIB
Hadi Maulana,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Rencana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun bendungan baru Pulau Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), disambut baik Gubernur Kepri Nurdin Basirun dan Bupati Lingga Alias Wello.

Bahkan, dalam pertemuan usai penutupan seminar nasional Inovasi Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan 2018, Jumat (26/10/2018), Nurdin Basirun langsung memperkenalkan air terjun Jelutung di Kabupaten Lingga.

Air terjun ini merupakan lokasi paling potensial untuk pembangunan bendungan yang direncanakan Kementerian PUPR di Pulau Lingga.

"Pak Menteri, kami juga punya air terjun Jelutung di Kabupaten Lingga. Kebetulan, Bupatinya juga hadir di sini. Air terjun ini kami yakini mampu menjawab keinginan Pak Menteri yang ingin membangun bendungan baru di Lingga," kata Nurdin.

Baca juga: Ada Bendungan Sei Gong, Defisit Air Batam Jadi 350 Liter Per Detik

Bupati Lingga Alias Wello menambahkan, keunggulan dan kelebihan air terjun Jelutung untuk dijadikan bendungan sudah melalui proses kajian secara komprehensif, yang melibatkan ahli dan pakar dari berbagai disiplin ilmu.

Di antaranya ahli perencanaan wilayah dari Universitas Gadjah Mada, pakar air dari Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan ahli perpipaan bawah laut yang berpengalaman menangani pemasangan pipa gas dari Natuna ke Singapura.

"Hasil dari pengukuran debit yang dilakukan Dr Ir Arie Herlambang pakar air dari pusat Teknologi Lingkungan BPPT, air terjun Jelutung memiliki debit air sekitar 6.000 liter per detik," kata Awe pangilan akrab Bupati Lingga.

Lingga memiliki belasan air terjun dari pegunungan yang mengalir tidak henti-hentinya sepanjang tahun. Bahkan terbuang sia-sia ke laut. Seperti air terjun Jelutung yang ada di Desa Mentuda, Kecamatan Lingga. Karena tidak termanfaatkan Lingga kehilangan PAD mencapai Rp 2,4 triliun per tahun. Ini baru satu air terjun, sementara Lingga memiliki 12 air terjun lainnya.DOK PEMKAB LINGGA Lingga memiliki belasan air terjun dari pegunungan yang mengalir tidak henti-hentinya sepanjang tahun. Bahkan terbuang sia-sia ke laut. Seperti air terjun Jelutung yang ada di Desa Mentuda, Kecamatan Lingga. Karena tidak termanfaatkan Lingga kehilangan PAD mencapai Rp 2,4 triliun per tahun. Ini baru satu air terjun, sementara Lingga memiliki 12 air terjun lainnya.
Dari pengukuran itu, juga diperoleh informasi bahwa air terjun Jelutung memiliki Total Dissolved Solid (TDS) 3 ppm.

Angka TDS 3 ppm ini menunjukkan bahwa air terjun Jelutung masuk kategori air layak minum dan merupakan sumber air dengan kualitas terbaik di Indonesia.

"Secara teknis, penyaluran air bersih dari Lingga ke Batam dapat dilakukan melalui sistem perpipaan bawah laut. Sebagai pembanding, pemasangan pipa gas bawah laut dari Natuna ke Singapura dapat dilakukan dalam jarak sekitar 500 kilometer," jelas Awe.

Dari perhitungan ahli perpipaan bawah laut, Ing Alex Agung Mardwiyanto, biaya investasi awal untuk pemasangan pipa air bersih dari Lingga ke Batam sepanjang sekitar 100 kilometer diperkirakan mencapai angka Rp 500 miliar.

Pentingnya pembangunan bendungan dilakukan segera karena beberapa hari terakhir Batam terancam krisis air bersih.

Warga Batam mengeluh karena debit air yang mengalir ke rumahnya semakin terbatas.

BP Batam sebagai pemilik dan pengelola waduk yang menjadi sumber air baku PT Adhya Tirta Batam (ATB) diminta segera mengambil tindakan agar Kota Batam terhindar dari kris air bersih.

Apalagi pertumbuhan penduduk dan industri di Batam yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau