Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Bendungan Sei Gong, Defisit Air Batam Jadi 350 Liter Per Detik

Kompas.com - 27/10/2018, 11:30 WIB
Hadi Maulana,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Pembangunan bendungan Sei Gong yang berlokasi di Desa Sijantung, Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang menelan dana Rp 238,44 miliar, dipercaya bakal menambah pasokan air baku bagi Batam yang selama ini hanya mengandalkan air hujan.

Kendati demikian, kehadiran Bendungan Sei Gong, tidak serta merta mampu meminimalisasi terjadinya defisit air baku yang telah terjadi sejak 2016 lalu.

Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera IV Kepri Ismail Widadi ditemui di lokasi Bendungan Sei Gong mengatakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktur Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Sei Gong.

Baca juga: Sudah 77 Persen, Begini Penampakan Bendungan Sei Gong

Bendungan ini dibangun untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan air baku yang mendesak, baik untuk domestik maupun industri.

"Bendungan Sei Gong yang memiliki luas genangan air 355,99 hektar dengan kapasitas tampung 11,8 juta meter kubik ini bakal menjadi salah satu bendungan andalan dalam menimalisasi krisis stok air baku di Batam," kata Ismail, Jumat (26/10/2018).

Menurut Ismail, suplai air baku di Pulau Batam utamanya memang berasal dari delapan bendungan yang sudah ada. Namun, itu tidka cukup.

Untuk itu, dibutuhkan tambahan pasokan air guna mengantisipasi pertumbuhan ekonomi dan penduduk di pulau tersebut.

Dengan begitu, kebutuhan air baku di Batam pada 2020 mendatang diperkirakan mencapai 4.500 liter per detik dengan kekurangan sekitar 750 liter per detik.

"Tentunya dengan kapasitas bendungan Sei Gong yang mencapai 400 liter per detik, itu artinya hanya tersisa 350 liter per detik yang harus dipenuhi pemerintah," terang Ismail.

Kebutuhan air baku di Batam pada 2020 mendatang diperkirakan mencapai 4.500 liter per detik, sementara saat ini masih ada kekurangan sekitar 750 liter per detik. Tentunya dengan kapasitas bendungan Sei Gong yang mencapai 400 liter per detik, itu artinya hanya tersisa 350 liter per detik yang harus dipenuhi pemerintahKOMPAS.COM/ HADI MAULANA Kebutuhan air baku di Batam pada 2020 mendatang diperkirakan mencapai 4.500 liter per detik, sementara saat ini masih ada kekurangan sekitar 750 liter per detik. Tentunya dengan kapasitas bendungan Sei Gong yang mencapai 400 liter per detik, itu artinya hanya tersisa 350 liter per detik yang harus dipenuhi pemerintah
Bendungan Sei Gong ditargetkan rampung pada akhir Desember 2018, mengingat sampai Oktober 2018 ini progres fisik bendungan telah mencapai 92 persen.

Beberapa bagian utama dari bendungan, seperti tubuh bendungan, bangunan pengelak dan bangunan pelipah untuk mengontrol permukaan air, sudah rampung.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bendungan Sei Gong yang tengah dibangun pemerintah di Kota Batam, Kepri merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).

Air baku bendungan Sei Gong ini nantinya akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Pulang Rempang dan Galang.

"Saat ini sangat sulit untuk mendapatkan air bersih. Sebab sumber air baku di Batam yang dipasok dari tujuh waduk dan satu embung yang ada saat ini belum cukup untuk memenuhi kebutuhan yang ada," kata Basuki.

Selain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air baku, bendungan ini juga dibangun sebagai fungsi konservasi Sumber Daya Air, pendidikan dan diharapkan menjadi salah satu destinasi wisata, seperti objek wisata air dan olahraga air di Kota Batam sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com