JAKARTA, KOMPAs.com - Penangkapan Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Senin (15/10/2018) terkait dugaan suap perizinan Meikarta, mengakibatkan ratusan konsumennya menghadapi dilema.
Hal ini terungkap saat Kompas.com mendatangi Marketing Gallery Meikarta di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu (20/10/2018) siang.
Mereka mendatangi marketing gallery untuk meminta kepastian investasi, dan juga kejelasan dari kelanjutan proyek Meikarta.
Di meja registrasi yang disediakan pihak PT Mahkota Sentosa Utama (MSU), terdapat lembaran kertas HVS yang berisi daftar nama konsumen, lengkap dengan nomor telepon, data unit yang telah dibeli, serta kolom keterangan.
Baca juga: Kondisi Meikarta Terkini...
Nah, di kolom keterangan ini tercantum beberapa alasan yang ditulis konsumen. Dari pengamatan Kompas.com, alasan-alasan tersebut mengerucut menjadi dua.
Pertama, alasan untuk mengajukan refund atau uang kembali, dan kedua adalah alasan untuk mendapatkan kejelasan proyek.
Mereka yang menuntut pengembalian uang yang telah dibayarkan untuk membeli unit apartemen Meikarta, diarahkan ke bagian sebelah kanan.
Di bagian kanan ini, terdapat lima petugas administrasi keuangan yang melayani refund konsumen, lengkap dengan lima layar monitor PC.
"Saya ingin uang kembali. Saya sudah tua. Ini tabungan seumur hidup saya, kalau tidak aman, bahaya. Saya datang dan mengantre sejak pagi," tutur perempuan paruh baya berkulit terang dan berkaos hijau pupus kepada Kompas.com.
Perempuan yang tak bersedia disebut namanya ini mengaku resah setelah membaca dan menonton berita penangkapan Billy Sindoro oleh KPK terkait dugaan suap perizinan Meikarta.
Karena itu, meski berdomisili di Jakarta Utara, dia memaksakan diri mendatangi marketing gallery Meikarta dengan ditemani anak lelakinya.
Sementara konsumen yang ingin mendapatkan informasi terkait kejelasan proyek diarahkan ke bagian kiri ruangan.
"Saya membeli ketiga unit tersebut dengan cara tunai bertahap. Bulan ini harusnya cicilan terakhir atau bulan ke-24. Namun dengan kejadian OTT KPK, saya menunda pembayaran cicilan. Mau tahu dulu kejelasannya," ungkap Yetti yang ditemani saudara perempuannya.