Febby Tumiwa, pakar energi terbarukan dan Direktur Eksektutif Institute for Essential Services Reform (IESR) yang juga anggota dewan pengarah PWYP Indonesia menambahkan, Indonesia berada di daerah pusat gempa atau ring of fire.
Pada era 80-an ada wacana pembangunan PLTN di Muria, tetapi setelah tsunami dan gempa di Yogya pada 2006 dan di lakukan studi ulang, ternyata ditemukan sesar atau patahan di Muria.
Artinya, bila pembangunan tetap dilakukan maka akan merugikan dan memberikan dampak buruk pada lingkungan.
"Selain itu, biaya pembangunan dan harga jual yang mahal juga menjadi pertimbangan untuk menolak pembangunan PLTN," papar dia.
Febby mengusulkan dan mendukung penggunaan energi terbarukan seperti tenaga angin dan surya yang sangat berlimpah di Indonesia untuk mencapai target 35.000 megawatt yang dicanangkan pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.