Popo menambahkan area dapur baru pada bagian belakang rumah. Selain dapur, ruang makan baru turut ditambahkan, sehingga bangunan mampu lebih banyak orang.
Popo juga membangun ruang pertemuan sebagai banguanna tambahan pada bagian belakang restoran.
Membangun ulang rumah lawas memang membutuhkan ketelitian serta perhatian khusus. Bukan hanya fisik gedung yang harus dilestarikan, identitas gedung sebagai bangunan lama juga harus dipertahankan.
"Karena saya memang tertarik terhadap konservasi, saya ingin menjaga keasliannya selama mungkin," tambah dia.
Popo mengungkapkan, dalam proses pembangunan, pihaknya harus melakukan reproduksi terhadap bagian-bagian rumah.
Beberapa bagian seperti pintu dan jendela masih asli. Namun untuk genting, ubin, dan kaca patri, tim arsitek harus membuat ulang barang tersebut.
Genting rumah misalnya, didapatkan dari pembongkaran bangunan tua di Bandung. Sedangkan ubin teraso, direproduksi dari sebuah pabrik di Pasuruan. Uniknya, bentuk dan motif ubin memiliki tampilan serupa dengan aslinya.
"Itu (ubin) juga kita reproduksi dengan bentuk yang sama dan dengan bahan-bahan modern. Bahan yang sama tetapi dengan teknik pembatan yang lebih modern sehingga dia lebih kuat," ungkap Popo.
Kaca tersebut kemudian dijadikan contoh atau master untuk membuat barang dengan pola serupa.
Perjuangan Popo dan timnya tak berhenti sampai disitu. Untuk mereproduksi kaca, mereka harus memesannya di Surabaya.
Setelah berbagai hal dilalui, tempat ini akhirnya berubah menjadi restoran modern yang menegaskan suasana lawas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.