Apalagi ketika pertama kali dibeli oleh seorang pengusaha yang juga teman Popo, rumah ini berada dalam kondisi separuh rusak. Sebagian bagian atap yang sudah roboh. Kaca patrinya juga banyak yang pecah.
Hal ini membuat Popo memutuskan untuk membangun ulang rumah secara total.
"Bangunan ini bisa kita preserve, kita jadikan ikon kota," ujar Popo kepada pemilik bangunan kala itu.
Sehingga ketika pertama kali dihadapkan dengan struktur dan bentuk bangunan, dia memilih untuk membangun rumah yang sekaligus dapat menjadi monumen.
"Saya lihat bangunan ini memang sudah separuh hancur, tetapi saya masih lihat ada some old charm, kecantikan dan keanggunan yang tersembunyi," ucap dia.
Meski merekonstruksi ulang, namun Popo dan timnya tetap mempertahankan bentuk bangunan lama. Popo menambahkan beberapa bangunan minor untuk melengkapi struktur utama.
Ruangan yang dulu berfungsi sebagai tempat tidur dan dapur juga turut dibongkar. Struktur rumah lawas ini juga terbuat dari material lama, yakni batu bata dan campuran pasir serta kapur.
"Kami naikkan 1,5 meter dari posisi lama," imbuh Popo.