Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguak Ruangan Tersembunyi di Tubuh Patung GWK

Kompas.com - 23/09/2018, 18:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah 28 tahun, Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) akhirnya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sabtu (22/9/2018) malam. Acara ini menandai selesainya pembangunan patung tersebut.

Patung GWK merupakan daya tarik di GWK Cultural Park. Patung ini menjulang 121 meter dan berdiri di atas struktur pedestal setinggi 46 meter.

Dalam membangun pedestal ini, PT Alam Sutera Realty Tbk selaku pengembang menggandeng firma arsitektur Arkitekton Lima.

Baca juga: Tembaga dan Kuningan, Bahan Baku Utama Patung GWK

Design Director Arkitekton Lima Chiquita Pitono menuturkan, dalam membangun pedestal, arsitek harus mengikuti struktur patung.

Dia berkisah, ada beberapa hal yang menjadi tantangan dalam merancang bagian ini. Salah satunya adalah menyesuaikan desain ruangan dengan struktur patung.

"Berhubung GWK patungnya besar, dia menahan beban angin sehingga ada beberapa hal yang kami harus mengikuti struktur. Karena lebih penting strukturnya ya, biar aman terhadap gempa," ujar Chiquita kepada Kompas.com, Minggu (23/9/2108).

Sejumlah pengunjung berswafoto dengan latar belakang Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) usai diresmikan di Kuta Selatan, Bali, Sabtu (22/09/2018). Patung setinggi 121 meter dengan lebar 64 meter tersebut resmi diresmikan dan menjadi patung tertinggi ketiga di dunia.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Sejumlah pengunjung berswafoto dengan latar belakang Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) usai diresmikan di Kuta Selatan, Bali, Sabtu (22/09/2018). Patung setinggi 121 meter dengan lebar 64 meter tersebut resmi diresmikan dan menjadi patung tertinggi ketiga di dunia.
Baca juga: Patung GWK Tahan Gempa hingga Magnitudo 8

Sebagai informasi, pembangunan pedestal sendiri sudah dilaksanakan sejak tahun 2013 lalu, dan baru rampung sebagian pada tahun ini.

Selain itu, tantangan lainnya adalah bagaimana menyatukan dua pendapat baik dari pengembang maupun pihak penggagas patung, Nyoman Nuarta.

"Satunya dari segi biaya, satunya lagi dari segi art-nya," ungkap Chiquita.

Chiquita menambahkan, sebagai arsitek, pihaknya lebih mendukung ide atau impian dari sang penggagas patung GWK. Namun arsitek juga harus menerima usul atau keinginan dari klien, dalam hal ini pengembang.

"Tapi kurang lebih, uniknya, sebetulnya bagaimana merealisasikan mimpinya Pak Nyoman namun juga menampung keinginan klien (pengembang)," kata dia.

Galeri Pandang

Pemandangan viewing gallery atau galeri pandang di dalam tubuh patung Garuda Wisnu Kencana.Chiquita Pitono Pemandangan viewing gallery atau galeri pandang di dalam tubuh patung Garuda Wisnu Kencana.
Arkitekton Lima merancang ruangan-ruangan menarik yang tersembunyi dari luar. Salah satunya di bagian dalam tubuh patung.

Siapa nyana di dalam tubuh patung besar ini terdapat ruangan yang berfungsi sebagai galeri pandang. Ruangan yang berfungsi serupa juga terdapat pada pedestal.

Jadi, pedestal pada patung GWK tak hanya berfungsi sebagai fondasi semata. Bangunan ini merupakan akses masuk ke dalam patung. 

Pedestal ini juga menyediakan berbagai ruangan hiburan untuk pengunjung. Selain itu, Arkitekton Lima juga menempatkan viewing gallery atau galeri pandang di dalam patung. Galeri ini memiliki lantai kaca yang memiliki ketebalan 3 sentimeter.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau