Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler: Langit Beijing Cerah hingga Stadion Manahan Solo

Kompas.com - 23/08/2018, 10:04 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Menurut Direktur Asosiasi Pasar Modal di agen pemasaran JLL, Clemence Lee, properti ini merupakan aset yang lokasinya bagus dan berpotensi mendapatkan penghasilan besar dengan menyewakannya.

"Selain itu, ruko untuk tempat makan yang terdiri dari dua lantai jarang ditemui karena pihak berwenang semakin selektif untuk memberikan izin usaha seperti itu," ujar Clemence Lee, seperti diberitakan Straitstimes, Selasa (21/8/2018).

Baca juga: Dijual, Ruko Bersejarah Senilai Ratusan Miliar Rupiah

5. New York diserbu China, Eropa dan Timur Tengah

Kota New York, Amerika Serikat, merupakan salah satu pasar real estat paling mahal di dunia. Tingginya harga properti di sana karena banyak apartemen yang dibeli orang asing, termasuk dari China, Eropa, dan Timur Tengah.

Menurut survei Association of Foreign Investors in Real Estate pada Januari lalu, popularitas kota yang berjulukan The Big Apple itu berada di urutan kedua setelah London di kalangan investor asing.

Meskipun tidak ada satu kelompok khusus yang melakukan pembelian besar-besaran, para profesional real estat mengatakan kepada CNBC bahwa mereka memprediksi suatu tren di wilayah strategis kota itu yang pembelinya berasal dari Eropa, Asia, dan Timur Tengah.

Salah satu negara yang banyak membeli properti di New York adalah China. Ketika ekonominya terlihat melambat beberapa tahun lalu, orang kaya China telah mengambil alih sejumlah aset di AS untuk mendapatkan keuntungan.

Hal itu terus terjadi bahkan saat perekonomian di bagian lain negara itu terasa melambat.

"Klien China telah membeli kondominium ebih dari Rp 73 miliar di Fifth Avenue dan Park Avenue, kondominium antara Rp 14 miliar hingga Rp 29 miliar di Upper West Side, serta kondominium di Tribeca dan SoHo dengan harga sampai Rp 72 miliar," tutur agen properti DJK Residential, Carole Armstrong, seperti diberitakan CNBC, Sabtu (18/8/2018).

Baca juga: China, Eropa dan Timur Tengah Berebut New York

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau