KOMPAS.com – Peristiwa bersejarah dalam perdamaian dunia terjadi pada Jumat (27/4/2018). Saat itu, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bertemu di Garis Demarkasi Militer antara kedua negara.
Lokasi pertemuan itu berada di Desa Panmunjom, yang selama ini menjadi simbol konflik sekaligus gencatan senjata. Daerah itu juga disebut sebagai zona demiliterisasi atau demilitarized zone (DMZ).
Segala sesuatu yang ada di sana, mulai dari furnitur, bangunan, hingga pilihan makanan yang disajikan pun memiliki makna tersendiri.
Beberapa bangunan di Panmunjom dikelola oleh Korea Utara, ada pula yang diurus oleh PBB dan Korea Selatan.
Sebagai contoh, Gedung Panmungak berada di sisi Korea Utara. Ini merupakan pusat operasi Korea Utara untuk pertemuan puncak itu dan tempat bagi para juru masak yang menyiapkan makanan.
The Summit Room
Di sisi Korea Selatan, ada The Summit Room, ruang pertemuan yang juga disebut sebagai South Korean Presidential Office.
Kim Jong Un dan Moon Jae-in bertemu di ruang konferensi berlantai biru yang berada di lantai dua Gedung Perdamaian itu.
Meja di ruangan itu berbentuk oval dengan kaki menyerupai dua jembatan yang menyatu. Pemerintah Korea Selatan mengatakan, desain furnitur itu dimaksudkan untuk menjembatani jarak psikologis yang ditandai dengan Garis Demarkasi Militer dan pemisahan negara selama 65 tahun.
Setiap sisi dari meja itu terdiri dari tujuh kursi. Satu kursi tengah di masing-masing sisi disediakan untuk Kim Jong Un dan Moon Jae-in.
Ukuran kursi mereka lebih besar dari yang lain dan di bagian belakangnya dihias menyerupai garis luar Semenanjung Korea.
Di dinding dekat meja itu ada lukisan Gunung Kumgang di Korea Utara. Menurut para pejabat Korea Selatan, seperti dipublikasikan The New York Times, lukisan karya seniman Korea Selatan itu dimaksudkan untuk melambangkan kerja sama antara kedua Korea.
Rupanya gunung memiliki arti tersendiri dalam perjalanan Korea. Hal itu bisa dilihat dalam seremoni penanaman pohon pinus ketika penandatanganan gencatan senjata.
Pohon yang ditanam itu memiliki campuran tanah dari Gunung Paektu di Korea Utara dan Gunung Halla yang menjadi puncak tertinggi di Korea Selatan.
Berdasarkan sejarah, pendiri Korea Utara Kim Il Sung bertempur melawan Jepang di Gunung Paektu. Sedangkan putranya, Kim Jong Il, lahir di sana.